Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi pediatri RS Cipto Mangunkusumo dr. Rizky Kusuma Wardhani Sp.KFR Ped. (K) mengatakan stimulasi aktivitas fisik pada anak bisa dimulai dari usia 0-1 tahun dengan melakukan stimulasi sesuai kemampuan di usianya.

“Kalau di bawah 1 tahun untuk perbanyak stimulasi fisik pertama tidak boleh banyak digendong, harus banyak tummy time, harus taruh di kasur atau lantai, kita bisa posisikan anak sering tengkurap atau berguling-guling, itu salah satu stimulasinya,” kata Rizky dalam diskusi daring yang diikuti, Selasa.

Jika anak yang sering tengkurap sudah mampu mengangkat kepalanya atau berguling sendiri, Rizky mengatakan untuk distimulasi dengan memosisikan anak duduk dengan bantuan sandaran dan menopang dengan kedua tangannya.

Baca juga: Tips memastikan tumbuh kembang anak optimal dengan kebiasaan sehat

Setelah itu, stimulasi bisa dilanjutkan dengan mengajari anak berdiri dan berjalan dengan bantuan. Jika anak pada usia 1 tahun 2 bulan belum bisa berjalan, Rizky menyarankan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk menemukan cara terbaik untuk melakukan stimulasi pada anak.

“Kalau anak bisa jalan dan lari di usia 2 tahun, biasanya kurang lebih sama akhirnya distimulasi untuk melakukan aktivitas fisik yang lebih komplek seperti melompat, berlari lebih jauh dan aktivitas lainnya seperti olahraga terutama di usia sekolah,” kata Rizky.

Rizky juga mengingatkan sebagai orang tua juga harus aktif mengajak anaknya melakukan kegiatan fisik dan bergerak. Lakukan olahraga bersama dan berikan anak contoh baik untuk aktif bersama dan bergerak bersama. Anak juga bisa diajak untuk melakukan pekerjaan rumah bersama seperti menyapu, dan mengurangi paparan screen time dari gadget atau televisi.

Baca juga: Anak yang kurang waktu berkualitas akan sulit capai tugas perkembangan

Pilihlah kegiatan fisik dan olahraga yang aman bagi anak seperti bermain di dalam rumah atau sekitar rumah serta arena bermain yang aman sesuai dengan usianya. Ia juga mengingatkan untuk tidak melarang anak bermain di luar rumah dan bersosialisasi dengan teman sebayanya karena dapat memberikan dampak positif pada perkembangan sosial dan motoriknya.

“Melakukan olahraga secara bersama-sama, kita harus bisa memotivasi anak mau bermain bersama, anak jangan sering dilarang-larang, biarkan anak bermain bebas bersama teman atau ajarkan anak permainan masa kecil kita yang ternyata sangat bagus untuk stimulasi perkembangan,” ucap Rizky.

Berikan juga nutrisi dan gizi yang baik bagi tubuh anak, dan kurangi anak mengonsumsi makanan berperisa, mengandung pemanis buatan, dan makanan kemasan yang berpengawet yang berbahaya bagi kesehatannya.

Baca juga: Penguatan peran orang tua dukung tumbuh kembang anak

Rizky juga menyarankan agar anak tidur dengan cukup dan berkualitas minimal 8 jam sehari termasuk tidur siang dan malam untuk merangsang hormon pertumbuhan yang bekerja jika anak dalam kondisi rileks atau tidur.

“Tidur bukan hanya tidur siang, intinya anak cukup istirahat, bisa diambil dari dia tidur malam atau tidur siang jadi dalam satu hari harus cukup minimal 8 jam, diharapkan dari istirahat cukup ada hormon pertumbuhan yang akan meningkat, sehingga membantu pertumbuhan tulang,” kata Rizky.

Baca juga: Peran orang tua penentu tumbuh kembang anak dalam cegah stunting

Baca juga: Aktivitas panjat tali turut bantu tumbuh kembang anak


Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024