Untuk formasi tahun ini
Jakarta (ANTARA) - Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI berencana untuk menambah 236 petugas Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI pada 2024 sebagai peningkatan pelayanan kepada masyarakat.

"Untuk formasi tahun ini, ada alokasi pemenuhan alokasi kebutuhan damkar DKI sebanyak 236 petugas," kata Kepala Badan Kepegawaian Daerah DKI Jakarta Maria Qibtya di gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa.

Maria menjelaskan, petugas tersebut semuanya sudah memenuhi persyaratan sehingga tidak perlu menggunakan tambahan tenaga penyedia jasa lainnya perorangan (PJLP) dari kelurahan seperti yang direkomendasikan Dinas Gulkarmat DKI.

Dia menegaskan angka tersebut sudah diperhitungkan sesuai kebutuhan belanja pegawai yang telah disusun.

Baca juga: Kadis Gulkarmat DKI ungkap dua kendala pemadaman kebakaran Gudmurah

"Tahun kemarin secara nasional diberikan hanya 9.200 Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) kita untuk Damkar 236 orang," ujarnya.

Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta Satriadi Gunawan menyatakan butuh sebanyak 10.722 personel sebagai jumlah ideal.

"Jumlah ideal petugas penanggulangan kebakaran sebanyak 10.722 personel, namun saat ini hanya memiliki 4.033 personel termasuk dengan PJLP Operasional," ujar Satriadi.

Direncanakan penyelesaian menanggulangi kekurangan jumlah pegawai, usulan Gulkarmat yakni dengan perpindahan atau redistribusi PJLP/PPSU dari kelurahan.

Baca juga: Legislator minta Gulkarmat DKI masif cegah kebakaran akibat korsleting

Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta memperkuat peran kepala satuan tugas (kasatgas) di 267 kelurahan Jakarta sebagai upaya respons cepat penanganan kebakaran pada 2024.

Adapun Dinas Gulkarmat DKI Jakarta mencatat sebanyak 2.286 peristiwa kebakaran terjadi sepanjang 2023.

Angka tersebut meningkat dari kejadian kebakaran selama 2022 yakni sebanyak 1.691 peristiwa.

Frekuensi kejadian kebakaran per wilayah selama 2023 paling tinggi yakni Jakarta Timur sebanyak 594 laporan, lalu Jakarta Selatan 573 laporan, Jakarta Barat 484 laporan, Jakarta Utara 379 laporan, dan Jakarta Pusat 256 laporan.

Baca juga: Legislator minta DKI sediakan alat pemadam api ringan di setiap RT

Adapun penyebab dugaan paling tinggi akibat korsleting listrik sebanyak 1.216 kejadian atau sebesar 53,19 persen.

Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2024