Abuja (ANTARA News) - Anggota-anggota parlemen Nigeria hari Kamis menyetujui permintaan Presiden Goodluck Jonathan memperpanjang keadaan darurat di wilayah bergolak timurlaut selama enam bulan lagi untuk mengatasi kekerasan militan.

Para senator di majelis tinggi parlemen menyetujui dengan suara bulat permintaan Jonathan dan sepakat "memperpanjang keadaan darurat di negara-negara bagian Adamawa, Borno dan Yobe dengan ketentuan dan kondisi yang sama".

Keadaan darurat diberlakukan di ketiga wilayah itu pada Mei sebagai bagian dari upaya pemerintah mengendalikan serangan gerilyawan Boko Haram.

Pada 15 Mei, sehari setelah dekrit Jonathan dikeluarkan, militer mengumumkan peluncuran operasi besar-besaran yang bertujuan mengakhiri kekerasan militan, dengan menempatkan ribuan prajurit tambahan dan kekuatan udara di wilayah timurlaut.

Jonathan mengatakan dalam surat yang dikirim ke anggota-anggota parlemen Nigeria pada Rabu, militer telah mencapai "keberhasilan berarti" dalam mengendalikan kegiatan militan namun "sejumlah tantangan keamanan masih ada".

Untuk itu, keadaan darurat perlu diperpanjang selama enam bulan lagi yang akan mulai berlaku pada 12 November, katanya.

Keberhasilan ofensif militer yang dilakukan selama keadaan darurat masih tidak jelas.

Militer menyebut Boko Haram kocar-kacir dan dalam posisi bertahan, namun ratusan orang tewas dalam beberapa pekan terakhir akibat serangan militan, yang menimbulkan keraguan mengenai klaim keberhasilan pemerintah.

Anggota-anggota parlemen juga meminta kejelasan lebih lanjut mengenai keefektifan operasi militer dan mendesak para pemimpin militer memberikan paparan-paparan.

Kyari Mohammed, seorang ahli Boko Haram di Modibbo Adama University di Yola, ibu kota Adamawa, mengatakan, "Tampaknya lebih banyak orang tewas selama pemberlakuan keadaan darurat ketimbang sebelumnya."

Kekerasan Boko Haram diperkirakan telah menewaskan lebih dari 3.600 orang sejak 2009, termasuk pembunuhan oleh pasukan keamanan.

Kelompok itu menyatakan berperang untuk mendirikan sebuah negara Islam di Nigeria utara yang penduduknya mayoritas muslim.

Kekerasan meningkat di Nigeria sejak serangan-serangan menewaskan puluhan orang selama perayaan Natal 2011 yang diklaim oleh kelompok muslim garis keras Boko Haram.

Boko Haram meluncurkan aksi kekerasan pada 2009 yang ditumpas secara brutal oleh militer yang menewaskan sekitar 800 orang dan menghancurkan masjid serta markas mereka di kota Maiduguri, Nigeria timurlaut.

Kelompok itu tidak aktif selama sekitar satu tahun dan kemudian muncul lagi pada 2010 dengan serangkaian pembunuhan.

Penduduk Nigeria yang berjumlah lebih dari 160 juta orang terpecah di wilayah utara yang sebagian besar Muslim dan wilayah selatan yang umumnya Kristen, demikian AFP. (Uu.M014)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013