Penurunan stunting tahun 2023 belum cukup menggembirakan jika dibandingkan dengan target sebesar 18 persen, sementara prevalensi stunting Provinsi Lampung mengalami penurunan di atas rata-rata nasional, yaitu 0,3 dari 15,2 persen tahun 2022 menjadi 1
Bandarlampung (ANTARA) - Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Lampung membangun sinergitas dengan pemangku kepentingan guna mencegah stunting.

"Salah satu membangun sinergitas dengan menggelar rapat kerja daerah program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) tahun 2024," kata Deputi Advokasi Penggerak Informasi (ADPIN) BKKBN RI Sukaryo Teguh Santoso, di Bandarlampung, Selasa.

Ia menyebutkan kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan kolaborasi dan komitmen para pemangku kepentingan dan para mitra dalam percepatan pencapaian sasaran Program Bangga Kencana.

Menurutnya, kegiatan ini dapat terbangun komitmen yang semakin kuat dan dukungan dari para pemangku kepentingan, sehingga dapat ditindaklanjuti secara operasional dan kolaboratif di tingkat lapangan.

Sukaryo menyebutkan secara umum Provinsi Lampung telah melaksanakan Program Bangga Kencana dengan baik.

Baca juga: Kepala BKKBN sebut data stunting terbaru masih menunggu sinkronisasi

Hal tersebut dapat terlihat dari capaian indikator kinerja utama program Bangga Kencana tercapai sesuai dengan target yang ditetapkan bersama.

Namun demikian, lanjutnya, perlu diperhatikan disparitas antarkabupaten dan kota yang masih cukup signifikan. Oleh karena itu, penguatan program Bangga Kencana perlu terus dilakukan.

Dia menjelaskan angka nasional prevalensi stunting tahun 2023 berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) sebesar 21,5. Turun sebesar 0,1 persen dibandingkan tahun 2022 sebesar 21,6 persen.

Penurunan stunting tahun 2023 belum cukup menggembirakan jika dibandingkan dengan target sebesar 18 persen, sementara prevalensi stunting Provinsi Lampung mengalami penurunan di atas rata-rata nasional, yaitu 0,3 dari 15,2 persen tahun 2022 menjadi 14,9 persen di 2023.

Sukaryo dalam kesempatan itu mengapresiasi atas kerja keras Provinsi Lampung dalam melaksanakan program Percepatan Penurunan Stunting (PPS).

Baca juga: Dokter imbau anak terdeteksi stunting segera terapi agar tetap cerdas

"Saya optimistis Lampung dapat di bawah 14 persen di tahun 2024," ujarnya.

Ia menegaskan untuk percepatan penurunan stunting 2024, perlu dioptimalkan upaya pendampingan dengan memperhatikan beberapa hal yaitu fokus pada sasaran keluarga risiko stunting (KRS) khususnya ibu hamil dan baduta, pendampingan calon pengantin, bentuk intervensi spesifik dan sensitif, penguatan kelembagaan koordinasi dan fungsi tim.

Lalu memperkuat kolaborasi lintas sektor untuk melakukan operasional di akar rumput atau lini lapangan, serta mengoptimalkan peran Tim Pendamping Keluarga (TPK) dalam pelaksanaan pendampingan keluarga.

Sementara itu Sekdaprov Lampung Fahrizal Darminto mengatakan semua sektor harus bergerak untuk melakukan intervensi penurunan stunting di daerah ini, dengan angka prevelensi stunting 14,9 persen.

Ia melanjutkan Lampung saat ini merupakan provinsi keempat terbaik penurunan stunting.

“Ini merupakan bukti bahwa pemerintah dan semua sektor bergerak dan bekerja, saat ini masuk empat terbaik penurunan stunting, dan ke depan kita harus menjadi yang terbaik,” ujar Fahrizal.

Baca juga: Kepala BKKBN ajak kader PPKBD ajarkan pola asuh anak sesuai zaman

 

Pewarta: Agus Wira Sukarta
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024