Teknologi dari kamera pengawas lalu lintas (CCTV) memang digunakan sebagai pertimbangan secara visual bagaimana situasi secara umum sepanjang Jalur Puncak.
Kabupaten Bogor, Jawa Barat (ANTARA) - Polres Bogor memanfaatkan teknologi seperti kamera pengawas untuk bahan pertimbangan secara visual dalam melakukan pengaturan lalu lintas (lalin) arus mudik di Jalur Puncak.

"Teknologi dari kamera pengawas lalu lintas (CCTV) memang digunakan sebagai pertimbangan secara visual bagaimana situasi secara umum sepanjang Jalur Puncak," ujar Kepala Urusan Pembinaan Operasi Lantas (KBO Satlantas) Polres Bogor Iptu Ardian Novianto kepada ANTARA di Simpang Gadog, Bogor, Jawa Barat, Selasa.

Dengan demikian, pergerakan kendaraan serta hambatan sudah sejauh mana dari titik-titik trouble spot yang ada di sepanjang Jalur Puncak dapat dipantau.

Baca juga: Perbaikan Tol Bocimi, Polres Bogor siap antisipasi pemudik di Puncak

Hal itu bisa digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan langkah rekayasa seperti satu arah (one way), ganjil-genap, atau hanya cukup sistem buka tutup sepenggal saja di titik-titik trouble spot tersebut di mana dapat digunakan sebagai bahan analisa pertimbangan secara visual.

"Kemudian ada dua untuk digunakan sebagai bahan pertimbangan yakni berdasarkan data (by data) traffic counting yang dilaksanakan oleh Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan, serta Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat.

Ada dua alat yang melaksanakan traffic counting sehingga kami mendapatkan sejumlah data kendaraan yang masuk maupun keluar Jalur Puncak itu juga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dikarenakan kita dapat menentukan rata-rata (rate) berapa kendaraan yang melintas per jam," ujar Ardian.

Apabila memang sudah di atas ambang batas yang ditetapkan, lanjutnya, berarti terjadi lonjakan yang sudah tinggi sehingga harus ada langkah antisipasi berikutnya.

Sebelumnya Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa sebanyak 28,4 juta orang diproyeksikan meninggalkan kawasan Jabodetabek.

Baca juga: Polres Bogor dirikan 213 pos pengatur lalu lintas selama libur Lebaran

Dari angka tersebut sebesar 14,6 persen atau 28,4 juta orang penduduk Jabodetabek akan melakukan perjalanan di masa mudik Lebaran 2024.

Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat kecenderungan peningkatan minat masyarakat untuk melakukan perjalanan mudik Lebaran di tahun 2024 dan jika dibandingkan 2023 sebesar 45,8 persen atau 123 juta orang.

Sebagai langkah antisipasi menghadapi lonjakan pemudik itu, Budi Karya Sumadi menyebut telah melakukan kolaborasi dengan kementerian/lembaga terkait dalam mempersiapkan dari sisi operasional, regulasi dalam mengendalikan pengaturan lalu lintas moda transportasi.

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2024