Padang (ANTARA) - Pakar sekaligus akademisi dari Universitas Andalas (Unand) Sumatera Barat Virtuous Setyaka mengkhawatirkan eskalasi konflik yang terjadi di Timur Tengah dapat memicu perang proksi di tataran global.

"Negara-negara lain di luar Timur Tengah bisa saja ikut terlibat dalam perang proksi," kata pakar sekaligus akademisi dari Unand Sumatera Barat Virtuous Setyaka di Padang, Senin.

Dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unand itu menjelaskan perang proksi tidak harus mengarah pada serangan fisik terhadap pangkalan militer dari satu negara ke negara lain.

Baca juga: Indonesia menyeru Iran dan Israel untuk menahan diri

Namun, perang dagang atau perang ekonomi juga bisa dikatakan sebagai bagian dari perang proksi yang dilakukan suatu negara terhadap negara yang dimusuhi.

Virtuous menduga isu yang dihembuskan salah satu media Israel yang melaporkan Indonesia secara diam-diam akan membuka hubungan diplomatik dengan Israel agar bisa bergabung dengan Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), merupakan bagian dari bentuk perang proksi.

Padahal, selama ini sikap Indonesia secara tegas menantang segala bentuk kekerasan hingga genosida yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina.

Virtuous mengatakan bisa saja isu tersebut sengaja diciptakan Israel untuk memecah belah konsentrasi negara-negara yang selama ini pro terhadap kemerdekaan Tanah Palestina termasuk Indonesia.

"Jadi, saya menduga isu kerja sama Indonesia dan Israel memang sengaja dibuat," ujarnya.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri RI menepis isu Indonesia akan menormalisasi hubungan diplomatik dengan Israel agar bisa diterima sebagai anggota OECD.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Lalu Muhamad Iqbal menegaskan bahwa posisi Indonesia tidak berubah dan tetap kokoh mendukung kemerdekaan Palestina dalam kerangka solusi dua negara.

"Indonesia akan selalu konsisten, berada di garis terdepan membela hak-hak bangsa Palestina," ujar dia.

Terkait keanggotaan Indonesia di OECD, Iqbal mengatakan bahwa prosesnya akan memerlukan waktu yang cukup panjang. Peta jalan keanggotaan Indonesia di OECD direncanakan akan diadopsi pada Mei 2024, dan banyak hal yang harus disiapkan oleh Indonesia.

Baca juga: Pakar sebut serangan Iran berkaitan dengan kedaulatan negara
Baca juga: Iran hanya targetkan situs militer Israel dalam 'serangan terbatas'

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2024