Jakarta (ANTARA) - Depresi pascapersalinan merupakan kondisi kesehatan mental serius yang dapat berdampak pada kehidupan sehari-hari ibu yang baru melahirkan. Kondisi ini membawa dampak buruk bagi perempuan sampai 20 persen.

Dilansir dari Medical Daily, Selasa, ibu yang terkena depresi pascapersalinan pada umumnya mengalami gejala seperti perubahan suasana hati, sering menangis, mudah tersinggung, kelelahan, rasa bersalah, cemas, dan kesulitan merawat diri sendiri atau bayinya.

Meski demikian, kondisi mental tersebut menurut para ahli masih dapat diobati. Caranya adalah dengan melibatkan psikoterapi atau penggunaan antidepresan.

Baca juga: Kenali gejala gangguan mental pada ibu seusai melahirkan

Para peneliti dari studi yang baru-baru ini menyelidiki strategi pengobatan alternatif menemukan bahwa suntikan esketamine dosis rendah yang diberikan segera setelah melahirkan dapat mengurangi risiko depresi pascapersalinan pada ibu baru yang mengalami depresi prenatal.

Penelitian ini melibatkan 364 orang hamil di atas usia 18 tahun yang dirawat di rumah sakit untuk melahirkan. Para peserta setidaknya mengalami depresi prenatal ringan seperti yang ditunjukkan oleh skala depresi pascanatal Edinburgh.

Mereka dibagi secara acak dalam rasio satu banding satu untuk menerima 0,2 mg/kg esketamine atau plasebo melalui infus intravena yang berlangsung 40 menit segera setelah melahirkan setelah penjepitan tali pusat.

Para peneliti mewawancarai partisipan pada berbagai interval.. Hasilnya menunjukkan bahwa bagi mereka yang memiliki gejala depresi prenatal, pemberian esketamin dosis rendah segera setelah melahirkan mengurangi risiko episode depresi berat dalam 42 hari sekitar 75 persen.

Baca juga: Ketahui bedanya "baby blues" dan depresi pasca melahirkan

Para peserta yang menerima esketamine juga mengalami penurunan depresi pasca melahirkan sesuai skor skala depresi pasca melahirkan Edinburgh pada hari ketujuh dan sesuai skor skala peringkat depresi Hamilton pada 42 hari pasca melahirkan.

“Bagi ibu dengan depresi prenatal, satu kali esketamin dosis rendah setelah melahirkan mengurangi episode depresi berat pada 42 hari pascapersalinan sekitar tiga perempatnya. Gejala neuropsikiatri lebih sering terjadi tetapi bersifat sementara dan tidak memerlukan intervensi obat,” kata para peneliti dalam penelitian yang diterbitkan dalam jurnal BMJ.

Meskipun secara umum dianggap aman dan dapat ditoleransi dengan baik, esketamine perlu diberikan setelah mempertimbangkan manfaat dan risikonya.

Baca juga: Upaya cegah depresi pasca melahirkan bisa dimulai dari awal kehamilan

Adapun risiko atau efek samping yang diketahui yakni terjadinya peningkatan tekanan darah, mual, pusing, vertigo, sakit kepala, dan obat penenang.

“Efek samping esketamine dosis rendah bergantung pada kecepatan pemberiannya. Misalnya, paling banyak, 98 persen peserta mengalami gejala neurologis atau mental ketika esketamine 0,25 mg/kg disuntikkan secara intravena selama satu menit, dosis esketamin diinfuskan selama 40 menit,” ujar para peneliti.

Mereka pun juga membeberkan hasil dalam penelitian konsisten dengan laporan sebelumnya, yang menunjukkan bahwa esketamine dosis rendah tunggal atau 0,2 sampai 0,25 mg/kg yang diinfuskan selama 40 menit umumnya dapat ditoleransi dengan baik pada orang dengan depresi yang resistan terhadap pengobatan. 

Baca juga: Siap secara psikologis bisa atasi kecemasan pada ibu pasca melahirkan

Baca juga: Penurunan hormon pasca melahirkan dapat menyebabkan post partum blues


Penerjemah: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024