Denpasar (ANTARA) - Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar menganjurkan masyarakat melakukan penampungan air untuk memitigasi musim peralihan yang berpotensi menimbulkan kekeringan.

“Kami ajak untuk melakukan panen air saat akhir musim hujan ini,” kata Koordinator Bidang Data dan Informasi BBMKG Wilayah III Denpasar I Nyoman Gede Wiryajaya di Denpasar, Senin.

Berdasarkan pengamatan awal musim kemarau hingga 20 April 2024, BBMKG Denpasar mencatat sembilan titik pos hujan sudah memasuki musim kemarau.

Tujuh dari sembilan pos hujan itu tersebar di Kabupaten Buleleng yakni Pos Hujan Pejarakan, Patas, Gerokgak, Celukan Bawang, Tanguwisia, Kubutambahan, dan Bondalem.

Sedangkan dua titik pos hujan lainnya yang juga sudah memasuki musim kemarau yakni Pos Banjarangkan dan Dawan, keduanya berada di Kabupaten Klungkung.

“Ada banyak cara menampung air, salah satunya dengan embung,” katanya.

Penampungan air tersebut diharapkan dapat menjadi salah satu sumber air khususnya untuk kebutuhan masyarakat dan pertanian.

Sedangkan dari pemantauan Stasiun Iklim Bali, diperkirakan periode 21-30 April 2024, intensitas curah hujan akan semakin menurun terutama di daerah pesisir.

Sedangkan pada 1-10 Mei, diperkirakan sebagian besar wilayah Bali sudah memasuki musim kemarau.

Saat ini, di sebagian wilayah Bali sudah terjadi kekeringan pendek yakni enam hingga 10 hari tidak turun hujan memasuki masa transisi ke musim kemarau, berdasarkan pengamatan pada 1-10 April 2024.

Meski begitu, beberapa wilayah masih terpantau hujan dengan curah hujan di Bali secara umum hingga 274 milimeter per 10 hari yang terjadi di Pos Hujan Tibubeneng, Kabupaten Badung.

Salah satu upaya mitigasi kekeringan itu juga menjadi salah satu fokus bahasan dalam World Water Forum (Forum Air Dunia/WWF) ke-10 pada 18-25 Mei 2024.

Ada pun tema forum di Bali itu yakni air untuk kesejahteraan bersama yang diperkirakan dihadiri sekitar 35 ribu delegasi dari 193 negara pada forum tingkat menteri itu yang diadakan tiga tahun sekali.

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Sapto HP
Copyright © ANTARA 2024