New York (ANTARA News) - Saham-saham di Wall Street berakhir menguat pada Rabu (Kamis pagi WIB), didorong data sentimen konsumen yang lebih baik dari perkiraan, mengirim Dow Jones Industrial Average dan S&P 500 ke wilayah yang belum dipetakan.

Saham-saham unggulan (blue-chip) Dow naik 24,53 poin atau 0,15 persen menjadi 16.097,33. Indeks S&P 500 naik 4,48 poin atau 0,25 persen menjadi 1.807,23. Indeks komposit teknologi Nasdaq bertambah 27,00 poin atau 0,67 persen menjadi 4.044,75.

Angka akhir indeks sentimen konsumen AS dari Thomson Reuters/University of Michigan untuk November naik menjadi 75,1, melampaui posisi Oktober 73,2 dan perkiraan pasar.

Indeks menggembirakan keluar tepat sebelum musim belanja liburan, memicu optimisme pasar terhadap prospek pertumbuhan ekonomi AS karena belanja konsumen menyumbang sekitar 70 persen dari produk domestik bruto (PDB) ekonomi terbesar di dunia itu.

Menambahkan optimisme lebih lanjut untuk pasar, jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim awal tunjangan pengangguran pekan lalu secara tak terduga turun 10.000 menjadi 316.000, kata Departemen Tenaga Kerja, Rabu.

Barometer Bisnis Chicago pada November melemah menjadi 63,0 setelah mengalami kenaikan tajam pada Oktober ke tingkat tertinggi 31 bulan pada 65,9, namun masih di atas 60 untuk kedua bulan, kata Institute for Supply Management (ISM) pada Rabu. Setiap angka di atas 50 menunjukkan ekspansi.

Di antara data lain, pesanan baru untuk barang-barang manufaktur tahan lama AS pada Oktober mengalami penurunan 2,0 persen, kata Departemen Perdagangan. Sementara itu, indeks ekonomi utama naik 0,2 persen pada Oktober, menurut Conference Board, sebuah asosiasi bisnis berbasis di New York.

Laba kuartalan positif yang dirilis oleh Hewlett-Packard pada Selasa malam juga memberikan dorongan ke pasar, terutama untuk saham teknologi, membuat Nasdaq mengungguli dua indeks utama lainnya. Saham pembuat komputer pribadi ini melonjak 9,05 persen menjadi 27,36 dolar AS per saham.

Pasar saham AS akan tutup pada Kamis waktu setempat untuk Hari Thanksgiving dan hanya buka setengah hari pada hari berikutnya (Jumat), yang dikenal sebagai "Black Friday". Volume perdagangan pekan ini diperkirakan akan tipis, demikian laporan Xinhua.


(A026)


Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013