Jakarta (ANTARA) - Psikolog remaja dan anak Mutia Aprilia sangat menyayangkan adanya dugaan pertunangan anak di Sampang, Jawa Timur, yang videonya beredar di media sosial.

"Kebayang kan kalau misalnya usia 4 tahun sudah ditunangkan, pasti sudah ada pembicaraan akan menikah, menikah itu buat Gen Z yang sudah cukup dewasa saja masih berat banget ya. Apalagi dibicarakan ke anak yang bahkan berpikir abstrak-nya belum terlalu baik," kata Mutia Aprilia di Jakarta, Selasa.

Mutia mengatakan bahwa pernikahan bukan hanya hal yang abstrak, namun juga rumit.

Terlebih bila anak tersebut pada akhirnya menikah, maka pasti akan sangat mempengaruhi kondisi psikologis anak.

"Misalnya, dia melihat teman-temannya main, kok dia enggak bisa main sebebas dulu. Itu karena mungkin akan ada banyak ritual pertunangan dan pernikahan nantinya," ujarnya.

Senada, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menyebut bahwa pertunangan anak ini merupakan bagian dari perlakuan salah yang dilakukan orang tua kepada anak.

"Ini bagian dari perlakuan salah orang tua dan masyarakat sekitar membiarkan, seolah-olah tidak berdampak pada tumbuh kembang anak," kata Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak atas Pengasuhan dan Lingkungan KemenPPPA Rohika Kurniadi Sari.

Sebelumnya, video selamatan pertunangan bocah 7 tahun dengan bocah 4 tahun di Sampang, Jawa Timur, beredar luas di media sosial.

Baca juga: Kisah perempuan visioner pencegah pernikahan anak dari Pulau Sabutung
Baca juga: Kemenko PMK: Peraturan MA telah atur agar pernikahan anak tak terjadi


Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024