Surabaya (ANTARA) - Pabrik gula PT Perkebunan Nusantara Group yang dikelola oleh PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) siap menggiling tebu petani untuk memenuhi kebutuhan gula konsumsi masyarakat.

"Saat ini pabrik gula SGN telah siap giling tebu petani untuk memenuhi kebutuhan gula konsumsi masyarakat. Tinggal menunggu tingkat kemasakan tebu untuk mencapai rendemen optimal," kata Direktur Utama SGN Aris Toharisman dalam keterangan diterima di Surabaya, Rabu.

Pihaknya menyebut harga gula saat ini yang cenderung naik dikarenakan stok gula yang berkurang dan sebagian gula impor masih dalam proses pengadaan, dan stok tersebut akan terpenuhi kembali ketika pabrik gula sudah giling kembali.

Meski demikian berdasarkan data stok tersebut aman hingga giling tebu mendatang.

"Maret lalu persediaan gula SGN sebesar 2,8 ribu ton untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga giling tahun 2024. Selain stok Gula SGN, masih ada persediaan gula milik petani dan milik pedagang di gudang PG SGN," ujarnya.

Adapun total stok saat ini kurang lebih sebesar 144 ribu ton dengan sebaran di Sumatera Utara sebanyak 7 ribu ton, Sumatera Selatan sebanyak 12 ribu ton, Lampung sebanyak 4,7 ton, Jawa Tengah sebanyak 4,3 ribu ton, Jawa Timur sebanyak 113 ribu ton, dan Sulawesi Selatan sebanyak 3 ribu ton.

"Sedangkan proyeksi produksi tahun 2024 sebesar total 992 ribu ton gula kristal putih untuk memenuhi kebutuhan gula konsumsi masyarakat," ujar Aris Toharisman.

Aris menambahkan produksi gula di dalam negeri tahun ini diprediksi akan mencapai 2,3 juta ton. Sekitar 900-an ribu ton di antaranya adalah produksi PTPN dan petani yang memasok tebu ke SGN.

"Data taksasi Maret ada peningkatan dibanding tahun 2023, yakni 12,8 juta ton dari tahun lalu yang hanya 10 juta ton tebu. Sedangkan protas juga naik menjadi 69 ton per hektar dari 58 ton per hektar pada tahun 2023," katanya.

Menurutnya, keterlibatan petani tebu dalam pencapaian swasembada gula nasional sangat besar.

Untuk itu pihaknya memberikan perhatian khusus terhadap petani mitra diantaranya penyediaan sarana produksi melalui program MAKMUR yang bersinergi dengan PT Petrokimia Gresik hingga pihak perbankan untuk keperluan permodalan biaya kebun hingga tebang angkut.

"SGN terus berupaya meningkatkan kinerja industri gula melalui berbagai cara. Pertama, melakukan perbaikan hubungan kemitraan dengan petani tebu. Kedua, memfasilitasi petani dalam penjualan gula pada harga relatif tinggi dengan pembayaran cepat," kata dia.

Ketiga, memfasilitasi ketersediaan pupuk melalui program Makmur bekerja sama dengan BUMN Pupuk dan Perbankan.

"Dampaknya terlihat dari perluasan area tebu rakyat tahun ini dari sebelumnya sekitar 120 ribu hektare menjadi 123 ribu hektare," kata Aris.

Sekretaris Jenderal DPP Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), Sunardi Edy Sukamto menyambut baik berbagai kebijakan PTPN dan Pemerintah yang sangat kondusif dalam mendukung kelancaran usaha tani tebu.

"Kami menyambut positif kebijakan yang bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan petani dan mendukung upaya swasembada gula baik dari PTPN dan Pemerintah, karena pada intinya peran petani tebu tidak dilupakan dan pencapaian swasembada gula harus sejalan dengan peningkatan kesejahteraan para petani tebu," ucapnya.

Menurut Edy menjadi harapan petani kepada pemerintah untuk menjaga kestabilan harga baik di tingkat produsen maupun konsumen, sehingga iklim usaha tani tebu rakyat bisa kondusif dan konsisten karena naik turun harga akan menjadi kelesuan usaha tani tebu rakyat.

Baca juga: Mentan dorong produksi gula di Merauke guna tekan impor
Baca juga: Kebun PTPN VII Ogan Ilir siap pasok tebu berkualitas

Baca juga: Perhutani gandeng PG Rajawali I dukung swasembada gula nasional
 

Pewarta: Willi Irawan
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024