Jakarta (ANTARA) - Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta menggelar diskusi bertema Exploring Muslim-friendly Travel in USA yang bertujuan untuk menyoroti makanan halal, fasilitas ibadah serta tempat-tempat Islami di Amerika Serikat.

"Kedutaan Besar AS sebenarnya memiliki inisiatif yang disebut travel USA, yang meninjau semua jenis perjalanan ke AS dan mencakup hal-hal yang ramah Muslim. Ini mencakup keberlanjutan, kota perguruan tinggi, pendidikan, serta aksesibilitas," kata Atase Perdagangan Amerika Serikat untuk Indonesia Melissa Marszalek di Jakarta pada Rabu.

Menurut Marszalek, itu adalah satu aspek baru tentang Amerika Serikat yang ingin ditunjukkan agar ketika orang-orang melakukan kunjungan ke Amerika, mereka dapat merasakannya. "Mudah-mudahan ini akan membantu mendorong lebih banyak pariwisata," ucapnya.

Marszalek menambahkan bahwa salah satu pendukung utama Amerika Serikat adalah keberagaman. "Keberagaman, inklusi dan saling menghormati adalah komponen utama yang dipegang teguh orang Amerika.

Dalam diskusi tersebut hadir tiga pembicara yakni penasihat halal travel asal AS Shahed Amanullah, Ketua Dewan Pengawas Indonesian Tour Leader Association (ITLA) Tetty Ariyanto dan jurnalis Ariono Arifin.

Amanullah menjelaskan bahwa yang dimaksud “perjalanan ramah Muslim" adalah sebuah destinasi yang menarik bagi siapa saja, di mana adanya penegakan hukum yang menghormati Islam, lembaga yang melayani kebutuhan dasar umat Islam, kemampuan untuk diakui sebagai Muslim dengan aman, berinteraksi dengan komunitas Muslim setempat dan melihat Muslim dalam lanskap Amerika.

Dia juga menceritakan perkembangan Muslim di Amerika, di mana sejak 2000 jumlah masjid di sana mengalami peningkatan tiga kali lipat.

"Muslim telah mencapai keunggulan dalam politik, media, bisnis dan bidang kehidupan publik lainnya. Muslim juga sedang mengembangkan identitas Amerika Multikultural mereka yang unik, katanya.

Sementara itu, Tetty mengatakan bahwa ada sejumlah poin yang harus dimiliki seorang tour leader yakni competent, qualified dan certified.

"Yang disertifikasi tidak hanya pendidikan, namun juga pelatihan serta pengalaman selama menjalani profesi dan buktinya bisa dalam bentuk sertifikat dan testimoni dari klien atau surat tugas dan kontrak kerja," katanya.

Tetty berharap agar diskusi perjalanan ramah Muslim tersebut dapat menjadi pembuka jalan untuk memulai suatu perjalanan di mana kunjungan ke Amerika dapat menjadi lebih menyenangkan bagi orang-orang yang memiliki keyakinan tertentu.

"Ya mudah-mudahan membuka jalan dan ini terus berkelanjutan. Kita lah pembawa berita baik yang kredibel dan berintegritas itu. Terlebih ini adalah hubungan 75 tahun Indonesia dan Amerika," ucapnya.

Baca juga: Komunitas muslim AS dukung penggunaan produk kosmetik halal
Baca juga: Penjualan makanan halal di AS diprediksi tumbuh 9,33 persen pada 2030
Baca juga: Wajib sertifikasi halal dorong peluang produk AS masuki pasar muslim

 

Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2024