Dari Januari hingga Oktober tahun ini, volume perdagangan bilateral antara China dan Indonesia mencapai 114,5 miliar dolar AS.
Kotabaru, Kalimantan Selatan (ANTARA) - Konselor Ekonomi dan Perdagangan Kedutaan Besar Republik Rakyat China di Indonesia Wu Zhiwei mengungkapkan, perdagangan bilateral antara Indonesia dengan Tiongkok  mencapai 114,5 miliar dolar AS selama periode Januari hingga Oktober 2023.
 
“Dari Januari hingga Oktober tahun ini, volume perdagangan bilateral antara China dan Indonesia mencapai 114,5 miliar dolar AS," ujar Wu Zhiwei dalam peresmian tambang batu bara bawah tanah pertama di Indonesia yang digelar di Kotabaru, Kalimantan Selatan, Senin.
 
Ia menambahkan, sektor energi dan pertambangan menyumbang 40 persen kerja sama kedua negara.

Baca juga: Kemenkeu tetap waspadai risiko global jaga surplus neraca dagang
 
Sementara itu, volume perdagangan produk bernilai tambah tinggi seperti mobil dan bahan baku baterai listrik di Indonesia mendapat kucuran dana langsung dari Tiongkok pada kuartal pertama 2023 mencapai 5,6 miliar dolar AS.
 
Pada tahun ini, yang merupakan peringatan sepuluh tahun terjalinnya kemitraan strategis komprehensif antara Tiongkok dan Indonesia, Wu Zhi Wei berharap kerja sama yang dijalin Tiongkok dengan Indonesia, salah satunya melalui kehadiran Qinfa Group dalam industri pertambangan batu bara di Kalimantan Selatan mampu mendorong perkembangan industri pertambangan Indonesia dan meningkatkan tingkat kerja sama yang saling menguntungkan kedua negara.
 
Ia juga berharap kehadiran perusahaan tambang batu bara bawah tanah pertama di Indonesia itu beroperasi sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku di Tanah Air.
 
Selain itu melaksanakan kewajiban sosial, menerapkan ketenagakerjaan Indonesia, perlindungan lingkungan, keselamatan produksi dan persyaratan lainnya dengan standard tinggi.

Baca juga: BKPM sebut investasi Tiongkok di Kalsel dukung pertumbuhan ekonomi
 
Plt Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bambang Suswantono meresmikan produksi perdana tambang batu bara bawah tanah berskala besar pertama di Indonesia.
 
Tambang yang berlokasi di Kotabaru ini  milik PT Sumber Daya Energi yang terafiliasi dengan PT Qinfa dengan luas area 185 kilometer persegi.
 
Tambang ini ini didesain untuk memproduksi batu bara secara maksimal sebanyak 20 juta ton per tahun (jumlah produksi tambang tahap 1 SDE-1 dan SDE-2).

Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023