Paris (ANTARA News) - Iran telah membuat sedikitnya 15 mesin pengurai atom P-2 yang secara dramatis dapat mempercepat produksi bahan bakar nuklir, dan akan memilikinya lebih dari seratus tahun depan, kata kelompok oposisi yang hidup di pengasingan, Kamis. Iran kemungkinan menghadapi sanksi Dewan Keamanan (DK) Perserikatan bangsa-Bangsa (PBB) karena mencurigai Teheran memiliki proyek enerji nuklir yang dikatakan untuk kepentingan perdamaian padahal untuk membuat bom atom, serta karena negara itu menolak menghentikan program pengayaan uranium yang batas akhirnya 31 Agustus. Kelompok Dewan Perlawanan Iran yang berpusat di Perancis (NCRI) itu melaporkan kegiatan program nuklir tersembunyi Iran, bahwa Iran membuat alat pengurai atom P-2 yang dilakukan secara rahasia oleh Perusahaan Teknologi Pengurai Iran." "Menurut keterangan yang diperoleh dari kelompok oposisi yang kini hidup di pengasingan di Perancis, sedikitnya Iran memiliki 15 alat P-2 yang telah dirakit dan telah melakukan uji coba,` kata Mohammad Mohaddessin, kepala urusan bidang luar negri NCRI mengatakan dalam suatu konferensi pers Kamis. "Hasil kerja intelijen kami memperlihatkan tahun depan Iran akan memiliki lebih dari seratus P-2," katanya dikutip Reuters. Sejauh ini keterangan laporan NCRI belum dapat dibuktikan kebenarannya. Para pejabat Iran, dan pejabat dari Badan pengawas enerji nuklir PBB tak dapat dihubungi untuk dimintai keterangannya. Sebelumnya Iran menyangkal laporan kelompok tersebut. Program pengayaan uranium Iran yang diungkapkan pada April lalu dikatakan menggunakan alat sentrifugal (alat pengurai) P-1 yang berputar pada kecepatan supersonik untuk mengurai elemen yang terkandung dalam biji uranium. Presiden Mahmoud Ahmadinejad juga mengatakan ketika itu Iran melakukan penelitian dan pengembangan alat pengurai atom yang dapat membuat uranium murni yang digunakan sebagai sumber enerji. Namun uranium murni juga dapat menjadi bahan dasar untuk bom atom yang kecepatannya 2-3 kali lebih cepat daripada alat pengurai P-1 yang dikhawatirkan pihak Barat. NCRI mengatakan Iran melakukan program tersebut di tempat rahasia di pangkalan militer dan seringkali berpindah-pindah guna menghindari pengawasan pihak internasional. Badan tenaga Atom Internasional (IAEA) telah melakukan inspeksi untuk mengetahui aktifitas program nuklir Iran sejak tahun 2003. Para pengawas IAEA juga telah melakukan pemeriksaan ke tempat pusat pengembangan nuklir Iran di Nantaz yang memiliki alat pengurai atom P-1. Namun ketegangan meningkat pekan lalu saat Iran menolak para utusan IAEA untuk mendatangi dan memeriksa sebagian dari bangunan pusat pengembangan nuklir Nantaz yang masih dalam pembangunan yang dikatakan akan siap melakukan pengayaan uranium dalam skala besar dengan ribuan alat pengurai atom, demikian dikatakan oleh sejumlah diplomat. Sebagian diplomat dan pengamat mengatakan Iran membutuhkan waktu 3 hingga 10 tahun untuk dapat mengembangkan teknologi pengayaan bahan bakar ke tingkat tinggi yang dapat dijadikan hulu ledak bom atom. NCRI adalah kelompok yang masuk daftar kelompok teroris yang dibuat AS, berkeinginan ingin menumbangkan para ulama, pemimpin agama berpengaruh di Iran, pertama kali mengungkapkan program pengayaan uranium Iran pada tahun 2002.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006