Sejak pagi kami belum sarapan, cari minum aja susah
Serang (ANTARA News) - Aksi buruh di gerbang tol Ciujung-Kragilan Kabupaten Serang, Rabu, memaksa para sopir tertahan di dalam tol lebih dari empat jam.

"Kami antre sudah lebih empat jam. Pertama datang tadi pukul tujuh pagi," kata Yudi, salah seorang sopir pengangkut besi dan barang bekas asal Sumatera.

Ia mengaku antre saat masuk jalur menuju pintu gerbang tol Ciujung sejak pukul 07.00 WIB dan hingga pukul 12.30 WIB masih mengantre menuju pintu gerbang tol Kragilan-Ciujung. Akibat aksi buruh di pintu gerbang tol tersebut, kemungkinan ia terlambat mengirimkan barang ke tempat tujuan di Ciujung.

"Kami sudah lima hari berangkat dari Sumatera sampai sini," katanya.

Ungkapan senada juga disampaikan Kosim salah seorang sopir asal Bengkulu yang mengangkut barang rongsokan menuju Ciujung. Ia harus antre berjam-jam di jalan tol akibat aksi buruh Kabupaten Serang.

"Sejak pagi kami belum sarapan, cari minum aja susah," katanya.

Manager Humas PT Marga Mandala Sakti (MMS) pelaksana Tol Tangerang-Merak, Rahmatullah mengatakan, arus lalulintas di jalur utama Tol Tangerang-Merak tidak ada hambatan, namun antrean terjadi pada jalur yang akan keluar daerah Ciujung karena adanya aksi buruh di depan gerbang tol Ciujung-Kragilan.

"Salah satu prioritas layanan kami adalah upaya melakukan pengaturan lalulintas. Sehingga pengguna jalan kita atur untuk keluar menggunakan gerbang tol Serang Timur dan Balaraja," kata Rahmatullah.

Ribuan buruh dari berbagai aliansi dan serikat buruh di Kabupaten berunjuk rasa di Serang, Rabu, menuntut revisi SK gubernur Banten tentang UMK Kabupaten Serang 2014 yang sudah ditetapkan.

Aksi buruh tersebut juga menutup akses gerbang tol Ciujung Serang, akibatnya terjadi antrean kendaraan yang menuju keluar gerbang tol Ciujung.

Tuntutan para buruh yang mengatasnamakan Aliansi Serikat Pekerja Serikat Buruh Serang itu meminta revisi rekomendasi bupati Serang tentang UMK 2014 dari Rp2.430.000 menjadi Rp2.442.000. 

Pewarta: Mulyana
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013