Peta penyebaran sampai saat ini di Kecamatan Aesesa yang tersebar di Aeramo, Nangadhero, Lape, dan Danga,
Kupang (ANTARA) -
Pemerintah Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT), memperkuat pengawasan untuk mencegah penyebaran penyakit African Swine Fever (ASF) di empat wilayah yang menjadi titik penyebaran kasus tersebut.
 
"Peta penyebaran sampai saat ini di Kecamatan Aesesa yang tersebar di Aeramo, Nangadhero, Lape, dan Danga," kata Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Nagekeo Klementina Dawo ketika dihubungi dari Kupang, Senin.
 
Berdasarkan peta penyebaran kasus ASF di Nagekeo, kematian babi terpantau dilaporkan dari Kecamatan Aesesa sebanyak 349 ekor dan Boawae 4 kasus.

Baca juga: DPKP investigasi penyebab kematian mendadak ternak babi di Telawang
 
Angka kematian babi di Kecamatan Aesesa itu tercatat mengalami kenaikan dari 165 ekor pada 9 April 2024.
 
Atas meningkatnya kasus ASF yang terlaporkan itu, Klementina menjelaskan upaya pengawasan lebih diperketat pada empat wilayah di Kecamatan Aesesa.
 
Ia menyebut tidak boleh ada jual beli ternak babi dari wilayah yang telah terdampak ASF. Selain itu pemerintah daerah juga melarang masuknya ternak babi atau olahan babi dari wilayah terdampak ASF.
 
Pengawasan juga dilakukan pada aktivitas lalu lintas ternak baik darat atau laut, lewat jalur resmi atau tidak resmi.
 
Menurut Klementina, pencegahan ASF dapat dilakukan dengan menerapkan biosekuriti dengan disiplin.

Baca juga: Pemkab Nagekeo larang ternak babi masuk dari wilayah tertular ASF
 
Para peternak harus menjaga kebersihan kandang, memerhatikan pakan dan vitamin ternak, serta mengatur agar hanya peternak saja yang boleh masuk ke dalam kandang.
 
Pihaknya melarang peternak untuk mengolah dan mengedarkan ternak babi yang telah mati karena kasus ASF. Selain itu ternak babi yang sudah mati harus segera dikubur. "Kami berharap benar-benar dilakukan sesuai instruksi," ucapnya.

Pewarta: Fransiska Mariana Nuka
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2024