Kita tidak tahu kapan terjadi, pada intinya kita harus waspada, kami memprediksi informasi belum secara detail sekali sampai saat ini
Mukomuko (ANTARA) -
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, mengimbau warga di 15 kecamatan di daerah ini agar mewaspadai cuaca ekstrem yang dapat menyebabkan bencana alam.
 
"Kita tidak tahu kapan terjadi, pada intinya kita harus waspada, kami memprediksi informasi belum secara detail sekali sampai saat ini," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Mukomuko Ruli Irwandi di Mukomuko, Senin.

Baca juga: BMKG: Sebagian besar Sulut berpotensi cuaca ekstrem hingga 1 Mei
 
Ia mengatakan hal itu melihat situasi dan kondisi cuaca yang kadang-kadang tidak menentu di daerah ini sejak sebulan terakhir.
 
Ia menambahkan, yang jelas terjadi perubahan cuaca dengan cepat atau tidak menentu sehingga membuat masyarakat menjadi resah.
 
"Biasanya selama ini masyarakat di daerah ini tidak pernah mengalami suhu cuaca panas mencapai 90 derajat, kini masyarakat mengalaminya, bahkan suhu panas itu di malam hari" ujarnya.
 
Selain itu, katanya, yang perlu juga diwaspadai pada saat perubahan cuaca ini dari panas ke musim hujan yang berpotensi banjir.
 
Ia mengatakan, pihaknya juga sudah mendapat informasi dari BMKG terkait antisipasi banjir saat cuaca ekstrim sekarang ini, dan Provinsi Bengkulu termasuk salah satunya.

Baca juga: Indonesia manfaatkan WWF untuk dalami pengelolaan prediksi cuaca
 
"Memang keadaan cuaca tidak bisa diprediksi. Perubahan cuaca sangat cepat, kini panas, besok hujan, untuk itu kita perlu mewaspadainya," ujarnya.
 
Selain itu, ia mengatakan, pihaknya tetap melakukan persiapan baik peralatan maupun personel dalam menghadapi cuaca ekstrem yang dapat menyebabkan bencana alam.
 
Ia mengatakan, pihaknya menyiapkan tenda besar dan tenda keluarga, termasuk kendaraan dapur umum dan membawa logistik bencana.

Warga Desa Ujung Padang, Kecamatan Kota Mukomuko Ita Wani mengeluhkan cuaca panas pada pagi hingga malam hari di wilayahnya.

"Kami sampai tidak bisa tidur akibat cuaca panas pada malam hari, kami terpaksa menggunakan kipas angin agar bisa tidur," ujarnya.

Baca juga: BMKG: Mayoritas wilayah di Indonesia berpotensi alami hujan lebat

Pewarta: Ferri Aryanto
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2024