Layanan bus listrik tentunya perlu dikembangkan dan diperluas cakupannya untuk menunjang mobilitas dari wilayah Bodetabek menuju Kota Jakarta dan sebaliknya
Jakarta (ANTARA) - Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan mendorong percepatan pengembangan angkutan umum berbasis listrik di Jabodetabek sebagai upaya menurunkan emisi dan polusi yang ditimbulkan akibat tingginya penggunaan kendaraan pribadi.

“Layanan bus listrik tentunya perlu dikembangkan dan diperluas cakupannya untuk menunjang mobilitas dari wilayah Bodetabek menuju Kota Jakarta dan sebaliknya,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris BPTJ Hananto Prakoso dalam keterangan di Jakarta, Kamis.

Dia menyampaikan untuk mendorong program akselerasi tersebut, BPTJ secara bertahap membangun kolaborasi, komitmen, dan komunikasi dalam menyiapkan angkutan umum berbasis listrik yang nyaman, berkelanjutan baik dengan pihak perbankan, developer, serta kementerian/lembaga terkait

Hananto mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan pertemuan akselerasi pengembangan ekosistem angkutan umum berbasis listrik di wilayah Jabodetabek dengan menghadirkan sejumlah pemangku kepentingan terkait.

Menurut dia, salah satu yang perlu dilakukan dalam mendorong ekosistem angkutan umum listrik dengan menetapkan quick win pengembangan rute angkutan umum berbasis jalan khususnya JRC, feeder LRT Jabodebek dan Transjabodetabek serta mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan berbasis listrik dalam penyediaannya.

Apalagi, lanjut Hananto, potensi market angkutan umum di Jabodetabek sangat besar mencapai 75 juta pergerakan sedangkan capaian modal share pada tahun 2023 baru mencapai 20 persen dari 60 persen total pergerakan di Jabodetabek.

“Kami telah mengidentifikasi, angkutan umum massal saat ini hanya berpotensi melayani 7,97 juta atau 25,18 persen penduduk Jabodetabek jika dihitung 500 meter dari titik simpul,” katanya.

Selanjutnya khusus di wilayah Jakarta, potensi untuk melayani angkutan umum massal mencapai 7,3 juta jiwa atau lebih dari 65 persen penduduk Jakarta.

“Sementara untuk wilayah Bodetabek cakupannya kurang dari 5 persen atau hanya 656 ribu jiwa saja," kata Hananto.

Direktur Konservasi Energi Kementerian ESDM Hendra Iswahyudi menyampaikan sektor transportasi berperan penting dalam menghemat energi selain sektor industri dan rumah tangga.

"Elektrifikasi kendaraan menjadi pendukung pengembangan reduksi emisi. Sebagai gambaran sektor transportasi pada tahun 2022 memiliki konsumsi 429 MBOE. Terdapat potensi penghematan energi 15-35 persen dengan strategi implementasi pada angkutan umum (BRT/ MRT/ LRT) dengan melakukan fuel switching dari BBM/fuel ke gas, hidrogen, serta listrik." ujar Hendra.

Dia menyebutkan ekosistem angkutan umum berbasis listrik di wilayah Jabodetabek sebenarnya sudah dimulai sejak beberapa tahun yang lalu. Mayasari Bakti misalnya telah mengoperasikan armada bus listrik sejak tahun 2022 dan kini telah memiliki 52 unit armada bus listrik serta 15 unit charging station.

“Sinarmas Land, salah satu developer pemukiman di Jabodetabek juga telah mengoperasikan satu unit bus listrik BSD Link di sekitar kawasan BSD City untuk mendukung pengurangan penggunaan kendaraan pribadi di wilayah BSD,” jelasnya.

Menurut Head of Industry & Regional Research Bank Mandiri Dendi Ramdani mengatakan potensi pembiayaan perbankan untuk pengadaan armada angkutan umum berbasis listrik cukup potensial.

“Investasi sektor transportasi memiliki potensi yang besar dan dapat mencapai 8 triliun. Kredit perbankan nasional untuk sektor angkutan jalan tumbuh tinggi pada 2023. Namun tetap perlu diingat risiko perubahan kebijakan, resiko industri, risiko perubahan teknologi, dan risiko operasional dapat menjadi faktor penghambat pembiayaan perbankan untuk armada angkutan umum berbasis energi listrik," kata Dendi.

Konsistensi dan kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah, operator bus, perbankan, serta pemangku kepentingan lainnya terkait kesiapan penerapan ekosistem angkutan umum berbasis listrik di wilayah Jabodetabek adalah kunci keberhasilan.

Ke depan, perlu langkah-langkah komprehensif untuk membangun infrastruktur dan pembelajaran bersama untuk menyusun kebijakan dalam rangka mendukung elektrifikasi angkutan umum dengan tarif terjangkau.

Hadir dalam pertemuan tersebut perwakilan Kemenkomarinves, dinas perhubungan provinsi/kabupaten/kota di Jabodetabek, perbankan, operator angkutan umum, pengembang kawasan perumahan/ruko, pengembang mall/pusat perbelanjaan, pakar serta pengamat transportasi sebanyak kurang lebih 150 partisipan.

Baca juga: BPTJ deklarasikan komitmen peningkatan pelayanan efektif dan efisien
Baca juga: BPTJ ajak masyarakat gunakan transportasi umum guna kurangi kemacetan
Baca juga: BPTJ Kemenhub cek kesiapan bus BTS Kota Bekasi jelang beroperasi

 

Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024