Jakarta (ANTARA News) - PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) mendapat kucuran dana dari sejumlah kreditur yang dipimpin Credit Suisse sebesar 152,75 juta dolar AS, guna membiayai proyek minyak dan gas di empat lokasi penambangan yang dimiliki perseroan tersebut, kata Presiden Direktur ENRG, Chris Newton, dalam siaran persnya, yang diterima Minggu. Chris mengatakan dana yang sudah terkucur sejak 23 Agustus lalu itu langsung akan digunakan untuk melakukan refinancing (bayar utang) sebesar 30 persen dan sisanya untuk membiayai pengembangan penambangan minyak di sumur Semberah (Kalimantan Timur) yang sudah berpoduksi 700 barel minyak per hari, di sumur Gelam (Jambi) yang sudah menghasilkan 200 barel minyak per hari, di sumur Gebang (Sumatera Utara) sudah menghasilkan 4 juta kubik feet gas per hari. Dana itu juga akan dipergunakan untuk membiayai pengembangan eksplorasi gas di sumur Korinci Baru (Riau) dan Bentu (Riau). Menurut Chris, cairnya dana pinjaman dari sejumlah bank investasi itu menunjukkan kepercayaan tinggi di kalangan investor financial dan juga kreditur akan kondisi ENRG saat ini maupun proyeksi di masa mendatang. "Kami sudah mengabarkan informasi material ini ke otoritas pasar modal maupun kepada pemodal dan kami akan gunakan dana tersebut untuk merealisasikan dan mengembangkan proyek pertambangan kami," katanya. Chris juga mengatakan ENRG tetap akan melanjutkan rencana merger dengan PT Bumi Resources melalui penyelenggaraan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang akan diselenggarakan 19 September mendatang. Hal ini ditegaskannya untuk menepis rumor yang beredar bahwa merger Bumi dan ENRG tidak jadi dilakukan. "Kami akan segera mengumumkan agenda dan tata cara RUPSLB yang salah satu agenda besarnya adalah merger dengan Bumi. Kami yakin bahwa merger tersebut akan menjadikan sebuah perusahan sumber daya alam yang terdiversifikasi," tambahnya. Perseroan telah mengadakan serangkaian penelitian dan studi kelayakan dengan kesimpulan bahwa perusahan yang terdiversifikasi akan memiliki nilai tinggi di pasar sehingga pemegang saham akan mendapatkan keuntungan dari rencana merger tersebut. Namun, kabar terakhir menunjukkan bahwa Bumi masih belum dapat merealisasikan divestasi bisnis batu baranya. Akan tetapi, hal ini tidak akan mengganggu proses merger. Rencana merger ini akan dipastikan melalui koordinasi dan kepatuhan atas prosedur yang ditetapkan oleh Bapepam. (*)

Copyright © ANTARA 2006