Rangkasbitung (ANTARA) -
Kelompok komunitas Sahabat Relawan Indonesia (SRI) menyebutkan enam orang warga Badui Dalam di pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten terserang penyakit demam berdarah dengue (DBD) setelah dilakukan pengambilan sampel darah mereka.
 
"Dari enam warga Badui Dalam yang positif kasus DBD itu dilaporkan dua orang meninggal dunia, karena faktor penyerta usia lanjut," kata Ketua Koordinator SRI Muhammad Arif Kirdiat saat dikonfirmasi di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Sabtu.
 
Keenam warga Badui Dalam itu dilakukan pengambilan sampel darah atas izin tokoh adat Cibeo dengan mendatangi kawasan pemukiman di daerah itu.
 
Pengambilan sampel darah itu awalnya sebanyak dua orang, namun kembali dilanjutkan empat orang.

Baca juga: DBD naik tiga kali lipat, Kemenkes: Fasyankes belum kewalahan
 
Para relawan itu melibatkan tenaga medis perawat dan bidan dengan membawa sampel darah untuk diproses di Laboratorium Kesehatan di Kota Serang.
 
"Kami saat ini masih melakukan terapi pengobatan dokter ke Badui Dalam di Kampung Cibeo," katanya.
 
Pihaknya sebagai relawan kesehatan di pemukiman masyarakat Badui tentu selalu siaga untuk melayani pengobatan mereka.
 
Bahkan, petugas siaga selama 24 jam di Klinik SRI dengan melibatkan perawat dan bidan juga dilengkapi kendaraan ambulans.
 
Selain itu juga melakukan pengiriman ke rumah sakit setelah puskesmas di wilayah kerja masyarakat Badui mengeluarkan surat rujukan.

Baca juga: Kemenkes sebut gejala DBD berubah di tubuh penyintas COVID-19
 
Sebagian besar masyarakat Badui itu tidak memiliki jaminan kesehatan nasional (JKN) bantuan pemerintah berupa BPJS Kesehatan, sehingga sulit diterima jika dibawa ke RSUD Adjidarmo Rangkasbitung.
 
"Kami membawa pasien warga Badui itu ke RSUD Banten dengan menggunakan SKTM sehingga bebas dari pembiayaan perawatan dan pengobatan,"kata Arif.
 
Sementara itu,Kepala Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak Djaro Saija mengatakan pihaknya sama sekali tidak mengetahui adanya enam warga Badui Dalam positif terserang DBD, dan dua di antaranya meninggal seperti yang dilaporkan SRI.
 
Namun, pihaknya memungkinkan penyakit itu pasti ada dimana-mana.
 
"Kita tidak tahu penyakit itu dan serahkan pada Tuhan dan semoga mereka sembuh," katanya.

Baca juga: Legislator minta perbanyak tenaga kesehatan masyarakat guna cegah DBD

Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024