Jakarta (ANTARA News) - Ujian Nasional (UN) Kesetaraan Paket C setingkat SLTA tahap II dimulai hari Senin secara serentak di seluruh Indonesia diikuti 200.968 peserta, dan umumnya berjalan lancar setelah sempat dibayangi kekhawatiran adanya hambatan dalam pendistribusian soal. "Dari tolal peserta UN Kesetaraan Paket C pada tahap II tahun 2006 ini, 65 persen diantaranya merupakan siswa yang gagal UN formal 2006 dan sebagian lainnya adalah peserta yang berasal dari komunitas sekolah rumah (home schooling)," kata Direktur Pendidikan Kesetaraan, Ditjen Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Depdiknas, Ella Yulaelawati kepada pers di Jakarta. Ia mengatakan bahwa berdasarkan laporan dari daerah-daerah, untuk sementara waktu pelaksanaan UN Kesetaraan Paket C yang akan berlangsung empat hari itu (28-31 Agustus 2006) berjalan lancar. Ujian Paket A dan B baru akan berlangsung 31 Agustus-2 September, sedangkan pengumuman hasil UN Kesetaraan akan dilaksanakan pada 28 September mendatang. Lebih lanjut dikatakannya, UN Kesetaraan 2006 masih dilaksanakan oleh Puspendik dan Ditjen PLS Depdiknas. Namun mulai tahun 2007 penyelenggaraan UN Kesetaraan akan dilaksanakan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Tujuannya, antara lain, agar jadwalnya bisa disesuaikan dengan penerimaan mahasiswa baru pada tahun yang sama. "Pak Menteri (Mendiknas Bambang Sudibyo-red) juga menghendaki begitu, agar diselenggarakan oleh BSNP. Ini juga dalam kaitan pelayanan kepada peserta didik nonformal, agar lebih mudah bila mau ke perguruan tinggi," kata Ella di sela-sela peninjauan pelaksanaan UN Kesetaraan di SMK 47 Jakarta Selatan. Peninjauan pelaksanaan UN kesetaraan paket C dilaksanakan antara lain di lokasi SMKN 6, SMKN 29, SMK Purnama, SMKN 8 Pasar Minggu, SMKN 47 dan Akademi Sekretaris Manajemen Indonesia (ASMI). Ella menyebutkan idealnya UN Paket C diselenggarakan tidak jauh sesudah pengumuman UN Formal, sehingga mereka yang gagal UN Formal bisa langsung ikut UN Kesetaraan Paket C. "Ini dalam kaitan pelayanan. Jangan diartikan pelarian bagi peserta tersebut," ujarnya. Di samping itu, juga memberikan kesempatan kepada siswa aggal UN formal untuk mengejar kesempatan mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa baru ke perguruan tinggi negeri, katanya. Pertimbangan lain, secara teknis ada beberapa mata pelajaran yang diujikan ternyata tidak dipelajari oleh siswa yang gagal UN Formal. Misalnya, pelajaran tata negara yang diujikan di Paket C, ternyata tidak dipelajari di SMK. "Mereka jadi tegang juga, deg-degan soal lulus tidaknya, karena ada materi ujian yang belum mereka pelajari," katanya. Ia mengatakan, tingkat kelulusan sebelumnya di program Paket C untuk IPS sebesar 75 persen dan IPA sebesar 65 persen dari total peserta. Dengan standar kelulusan rata-rata 4,75. Namun, diakuinya rata-rata siswa yang gagal UN ini sudah diterima di perguruan tinggi swasta. Bahkan, banyak juga yang diterima di sekolah di luar negeri. Mereka hanya membutuhkan selembar ijazah sebagai salah satu persyaratan untuk masuk ke dunia kampus tersebut. Data final Puspendik pada 26 Agustus lalu menyebutkan peserta UN Kesetaraan Paket A 17.481 peserta, Paket B 245.698 peserta, Paket C 200.968 peserta. Jumlah total 464.147 atau naik 920 peserta. Jumlah peserta pada Mei-Juni 2006 sebanyak 280.980 peserta sehingga total peserta tahun 2006 sebanyak 745.127 orang. Jumlah peserta UN Kesetaraan 2006 meningkat pesat dibandingkan Mei-November 2005 sebanyak 224.901 peserta, kenaikannya 231,3 persen. Provinsi dengan jumlah peserta terbesar pada UN periode kedua adalah Jawa Tengah (80.627), disusul Jawa Timur (44.850), Jawa Barat (33.055), Nusa Tenggara Timur (30.137), Kalimantan Barat (23.125), dan Sumatra Utara (21.020). Peserta DKI untuk Paket A sebanyak 252 orang, Paket B sebanyak 1.807 orang dan Paket C sebanyak 8.720 orang sehingga jumlah total sebanyak 10.779 peserta. Tingkat kelulusan UN untuk Mei-Juni 2006 secara nasional kecuali DIY dan Kabupaten Klaten untuk Paket A sebesar 84,28 persen, Paket B sebesar 88,3 persen, dan Paket C IPS sebesar 75,26 persen serta Paket C IPA sebesar 65,57 persen. Pelaksanaan UN Kesetaraan DIY dan Kabupaten Klaten mengalami penundaan karena adanya musibah gempa. Tingkat kelulusan di DIY untuk paket C IPS sebsar 62,23 persen dan Paket C IPA sebesar 33,33 persen. Tingkat kelulusan di Kabupaten Klaten untuk Paket C IPS sebesar 51,38 persen.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006