Pemenuhan kebutuhan pangan lokal ke depan merupakan langkah strategis, karena selain membuat daerah lebih kuat dan mandiri dalam menjamin kualitas SDM masa depan, juga tentu lebih tahan terhadap berbagai pengaruh global...
Ambon (ANTARA) - Guru besar Universitas Pattimura (Unpatti) mengemukakan pengembangan sumber pangan lokal yang berkelanjutan dan adaptif dapat mengurangi kerentanan terhadap perubahan iklim dan meningkatkan kualitas Sumberdaya Manusia (SDM) baik di Maluku maupun Indonesia secara keseluruhan.
"Kualitas SDM internal salah satunya sangat ditentukan oleh ketersediaan pangan yang mencukupi dan merata sepanjang tahun, karena kecukupan karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral, merupakan prasyarat terpenuhinya komponen dasar dalam menjamin pencapaian pertumbuhan fase emas generasi muda kita," kata Guru besar Studi Ketahanan Pangan Unpatti Prof La Ega di Ambon, Maluku, Jumat.
Ia menjelaskan apabila kondisi pangan internal terpenuhi, maka selanjutnya kualitas SDM ditentukan oleh faktor eksternal yaitu kualitas pendidikan.
Pasalnya, kata dia, saat ini ketahanan pangan lokal Maluku rata-rata masih berada pada kisaran rentan yang lebar yaitu berkisar 30-70 persen, sementara sisa ketidakcukupan dipenuhi dari kegiatan impor luar daerah.
Baca juga: Menghidupkan tradisi lokal mewujudkan ketahanan air
"Pemenuhan kebutuhan pangan lokal ke depan merupakan langkah strategis, karena selain membuat daerah lebih kuat dan mandiri dalam menjamin kualitas SDM masa depan, juga tentu lebih tahan terhadap berbagai pengaruh global, serta dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang sangat signifikan," katanya.
Dengan memperkuat pemenuhan dua sampai tiga komoditas pangan lokal saja, lanjutnya, sudah dapat memberi kontribusi tambahan terhadap pertumbuhan ekonomi di atas 2,5 persen di tengah ketahanan pangan yang masih tergolong belum memadai dan belum merata.
Sementara itu, kata dia, saat ini telah ditemukan kejadian yang memberi dampak besar bagi kualitas asupan gizi dan ASI untuk generasi emas usia 0 – 5 tahun yaitu tingginya angka stunting.
Baca juga: Bapanas: Bantuan pangan penanganan stunting berdayakan peternak lokal
Untuk itu apapun potensi lahan, kata dia, harus dioptimalkan untuk ketahanan pangan lokal melalui program/kegiatan ekstensifikasi, intensifikasi, dan diversifikasi lahan.
"Dan di Maluku masih tersedia cukup luas yakni sebesar 64.111 hektare, namun untuk pemanfaatannya perlu didukung dengan penyediaan air yang lebih memadai untuk mengoptimalkan masa tanam," katanya.
Prof La Ega mengatakan ketahanan pangan lokal sendiri dapat dicapai jika dilakukan hilirisasi pertanian, terutama dengan mengembangkan pangan komposit kaya protein yang mengombinasikan berbagai potensi pangan lokal yang dimiliki, seperti beras analog, oat serealia-ubi-ubian, berbagai tepung pati termodifikasi, olahan pangan lokal yang distandarisasi dan diperbaiki tampilan dan rasanya.
Baca juga: Bapanas beri bantuan pengolahan pangan lokal UMKM di Maluku Tenggara
Pewarta: Ode Dedy Lion Abdul Azis
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024