Surabaya (ANTARA) - Ketua Dewan Eurasia Internasional, Liao Bin menawarkan tiga sektor saat melakukan kunjungan ke Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur, di Surabaya, Selasa.

Pria yang juga Wakil Presiden Eksekutif Tiongkok Asosiasi Pembangunan Ekonomi Asia itu mengungkapkan bahwa kunjungan yang dilakukan untuk mendiskusikan sejumlah proyek yang bisa dikerjasamakan dengan pelaku usaha di Jatim.

Ada tiga proyek yang akan dikerjasamakan, yaitu pembangkit listrik dari pembakaran sampah, proyek teknik infrastruktur serta perdagangan ekspor batubara di Indonesia.

"Kami juga memiliki perwakilan di Jakarta. Kami berharap bisa menjalin kerjasama dengan Kadin Jatim," ujar pria yang juga menjabat Wakil Presiden Tiongkok Luar Negeri Asosiasi Pembangunan itu.

Lebih lanjut ia mengungkapkan proyek pembangkit listrik dari pembakaran sampah membutuhkan sekitar 600 ton sampah per hari untuk diolah menjadi tenaga listrik.

"Kami sudah bertemu dengan Pj. Gubernur Jatim. Beliau mengatakan bahwa di Surabaya ada kelebihan sampah 600 ton sehingga itu bisa menjadi peluang untuk melakukan kerja sama," ujarnya.

Selain dari pengolahan sampah, Liao Bin mengaku pihaknya juga cukup ahli di bidang Solar Cell. Sehingga jika ada potensi pembangunan power plan dari solar cell, mereka akan mempertimbangkan.

Ketua Umum Kadin Jatim Adik Dwi Putranto mengatakan sangat tertarik, khususnya untuk pembangunan pembangkit listrik pembakaran sampah dan solar cell.

Menurutnya, saat ini sudah ada satu pembangkit listrik dari pengolahan sampah yang dibangun di Surabaya, yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Benowo.

"Tetapi itu saja saya kira tidak cukup, butuh satu lagi proyek yang sama untuk mengatasi persoalan sampah, khususnya di Surabaya. Saat ini volume sampah yang masuk TPS Benowo mencapai 1.600 ton per hari. Sementara kapasitas PLTSa Benowo hanya mampu mengolah 1.000 ton sampah per hari. Jadi memang ada kelebihan sampah 600 ton," kata Adik.

Selain PLTSa, pengembangan solar cell juga mulai dilakukan oleh sejumlah industri di Jatim, salah satu industri yang telah menerapkannya adalah PT HM Sampoerna.

"Ke depan, JIIPE juga akan membangun power plan solar cell di dua lokasi, di sisi darat dan di sisi laut," ujarnya.

Ia mengungkapkan bahwa hubungan antara Jatim dengan China sejauh ini telah terjalin dengan cukup baik. Investasi dari China ke Jatim juga cukup banyak.

Baca juga: Bank Dunia: Kondisi ekonomi Indonesia cukup bagus

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), investasi China pada periode 2010 hingga triwulan II-2023 tercatat sebanyak 23 bidang usaha yang tersebar di delapan kabupaten/kota wilayah Jatim dengan nilai investasi sebesar 490,22 juta dolar AS.

Secara rinci, investasi bidang usaha terbesar China di Jatim secara urut yaitu industri makanan, mineral non logam, logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya, serta perdagangan dan reparasi.

"Minggu kemarin Kadin Jatim kedatangan Konjen China di Surabaya untuk membicarakan penguatan ekonomi. Hubungan kita dengan perusahaan China di Jatim sangat baik. Ada sejumlah investor dari China yang baru masuk juga, diantaranya PT Xinyi Glass Indonesia yang ada di JIIPE. Kita saling dukung. Ketika mereka membutuhkan sesuatu, kita dukung," katanya.

Baca juga: Ketua Kadin Jatim sarankan pemerintah intensifikasi pertanian

Pewarta: Willi Irawan
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2024