Balikpapan (ANTARA News) - Pemerintah sebaiknya tidak terpaku pada pencapaian "lifting" dalam strategi tata kelola migas nasional.

"Tujuan tata kelola migas harus mencari keseimbangan dengan meningkatkan cadangan yang lebih besar, jangan hanya monolitik "lifting" yang sifatnya pragmatis jangka pendek untuk pemenuhan dana APBN," kata Kepala Ekonom Energi Petronomist.com, Darmawan Prasodjo, di sela "Media Visit & Gathering Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), di Balikpapan, Jumat.

Menurut Darmawan, tata kelola migas yang hanya mementingkan target "lifting" sifatnya hanya jangka pendek dan mengarah pada kebijakan yang pro asing.

Ia menjelaskan, untuk memenuhi "lifting" membutuhkan tiga komponen yaitu padat kapital, padat teknologi, dan risiko tinggi.

Darmawan mengutarakan pengelolaan migas di masa datang yang harus berlatar  membangun industri migas nasional, mengelola sumber daya alam dengan kekuatan sendiri jangka panjang.

"Tata kelola migas yang komprehensif dan holistik itu mengedepankan kekuatan sendiri dalam jangka panjang dengan menambah nilai dari sumber daya alam menuju peningkatan cadangan dengan membangun industri migas nasional," ujarnya.

Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013