Jakarta (ANTARA) - Penyedia jasa internet berbasis satelit, Starlink, dipastikan beroperasi di Indonesia dan secara khusus pemiliknya yaitu pebisnis asal AS Elon Musk meresmikan layanan tersebut di Bali pada Minggu (19/5) siang.

Hadirnya Starlink oleh Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dinilai dapat membantu pemerintah dalam pemerataan internet di Indonesia dan dapat mengurangi jumlah titik buta internet di daerah-daerah terpencil.

“Daerah-daerah terpencil kita akan bisa di-cover dengan internet yang bagus,” kata Luhut pada Sabtu (18/5).

Baca juga: Elon Musk tiba di Bandara I Gusti Ngurah Rai untuk resmikan Starlink

Baca juga: Luhut pastikan Elon Musk ikut luncurkan Starlink di Bali


Untuk dapat menikmati layanan internet dari Starlink, nantinya masyarakat yang menjadi pelanggan diharuskan memiliki perangkat VSAT atau stasiun penerima sinyal.

Perlu diingat, perangkat VSAT ini memakan biaya terpisah dari langganan internetnya.

Berdasarkan informasi dari Starlink.com, ada dua VSAT yang ditawarkan.

Pertama, VSAT yang digunakan oleh pelanggan yang bakal menetap di suatu lokasi seperti pelanggan di area perumahan, VSAT ini ditawarkan seharga Rp7.800.000.

Lalu untuk yang kedua, ialah VSAT yang digunakan oleh pelanggan dengan mobilisasi tinggi seperti digunakan untuk kapal yang aktif beroperasi di perairan ditawarkan seharga Rp43.721.590.

Membahas paket layanan internet, dari situs itu juga diketahui ada beberapa paket layanan internet yang dihadirkan di Indonesia mulai dari paket personal hingga bisnis.

Dalam artikel ini kami membahas secara khusus untuk layanan personal, karena layanan ini yang nantinya bakal banyak dipesan masyarakat umum. Ada tiga jenis paket yang ditawarkan yaitu Residensial, Jelajah, dan Kapal.

Paket Residensial menjadi paket yang paling terjangkau dari semuanya dengan tawaran seharga Rp750.000 perbulan. Paket ini diklaim cocok untuk pelanggan yang tinggal menetap di perumahan dan membutuhkan internet berkecepatan tinggi tanpa batasan.

Sementara untuk paket Jelajah ditawarkan mulai dari Rp990.000 perbulan, paket ini dirancang untuk pelanggan yang gemar melakukan perjalanan darat seperti berkeliling menggunakan campervan, hidup berpindah-pindah atau nomaden, maupun untuk pribadi yang kerap bertugas ke area pedalaman dan mereka membutuhkan internet kecepatan tinggi.

Dalam paket Jelajah tersedia juga pilihan paket mobile prioritas seharga Rp4.345.000 perbulan untuk akses data internet sebesar 50 GB yang dipasangkan dengan VSAT seharga Rp43.721.590.

Terakhir ada paket Kapal, ditawarkan mulai dari Rp4.345.000 per bulan untuk akses data internet sebesar 50 GB, paket ini telah mencakup layanan global, penggunaan untuk berpergian dan berlayar, serta mendapatkan prioritas jaringan.

Tersedia juga paket seharga Rp17.160.000 per bulan untuk paket internet sebesar 1 TB dan paket seharga Rp86.130.000 per bulan.

Cara pesan

Untuk dapat memesan perangkat VSAT serta paket langganan internet dari Starlink, masyarakat bisa langsung melakukan pemesanan lewat situs web Starlink.com.

Setelah memilih paket yang diinginkan, pelanggan nantinya diarahkan ke halaman pendaftaran dan diwajibkan mengisi informasi kontak, alamat pengiriman, dan informasi penagihan. Untuk informasi penagihan saat ini terbatas untuk pembayaran menggunakan kartu kredit dan debit online.

Hal itu diperlukan untuk pengiriman perangkat VSAT dan tentunya untuk melakukan penagihan biaya langganan layanan.

Apabila selesai, nantinya perangkat akan dikirimkan setelah pembayaran terkonfirmasi. Untuk perangkat VSAT Residensial dan dikirim 1-2 minggu. Sementara perangkat VSAT Jelajah dan VSAT Kapal dikirim lebih lama dengan estimasi tiba 3-4 minggu.

Baca juga: APJII: Perhatikan nasib ISP lokal meski Starlink hadir di Indonesia

Baca juga: Menko Marves nilai Starlink bantu pendidikan-kesehatan pelosok RI

Baca juga: Dirjen IKP: Masuknya Starlink dorong operator lokal tingkatkan layanan

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024