Sydney (ANTARA News) - Situasi di ibukota Timor Leste hingga Kamis masih terlihat cukup tenang, meskipun saat ini sedang dilakukan operasi pencarian atas sejumlah tersangka kasus kerusuhan yang kabur dari penjara. Mayor Alfredo Reinado dan 56 tahanan lainnya, pemimpin pemberotakan yang menimbulkan kerusuhan awal tahun ini, melarikan diri dari penjara Dili hari Rabu. Brigadir Michael Slater, yang memimpin pasukan Australia di Timor Leste mengatakan bahwa kaburnya para tahanan tersebut terjadi pada jam-jam kunjungan. "Reinado dan sekitar 56 tahanan itu sebenarnya berjalan keluar melalui pintu gerbang depan dengan disaksikan pada sipir," kata Slater kepada radio ABC Australia. "Sepertinya ada keributan yang dilakukan para tamu sehingga para tahanan itu dapat berjalan keluar lewat pintu depan," katanya. Reinado, yang menunggu sidang pengadilan atas tuduhan pembunuhan dan serangan memakai senjata tangan, memimpin pemberontakan pada Mei lalu yang mengakibatkan lusinan orang meninggal dunia dan 100.000 lainnya harus mengungsi. Kerusuhan massa terburuk di Timor Leste sejak merdeka tahun 2002 itu membuat pemerintah meminta bantuan total 2.500 tentara perdamaian dari Australia, Selandia Baru, Malaysia dan Portugal. Slater mengatakan, pasukan penjaga perdamaian kini dikerahkan untuk menangkap kembali para tahanan yang kabur itu. "Kami telah mengepung kota. Kami mengasumsikan mereka punya senjata." Slater tidak dapat menyembunyikan rasa kecewanya terhadap petugas penjara yang tampaknya terlibat dalam keonaran massal tersebut. "Ada banyak narapidana. Polisi internasional telah berusaha membuat mereka tidak kabur, dan pengelolaan penjara berada dibawah kementrian kehakiman. Tapi ternyata pada narapidana itu dapat kabur didepan mata petugas," katanya. Kerusuhan terjadi di Timor Leste mulai Maret lalu saat ratusan senjata memprotes perlakuan diskrimatif pimpinan mereka. Dalam kekosongan komando, kelompok-kelompok etnis turun kejalan. (*)

Copyright © ANTARA 2006