Moskow (ANTARA) - Korea Selatan, China dan Jepang akan mengadakan pertemuan trilateral pada 27 Mei untuk pertama kalinya selang lebih dari empat tahun, menurut laporan kantor berita Yonhap, Kamis, mengutip informasi kantor kepresidenan negara tersebut.

Dengan mengutip informasi yang disampaikan Wakil Penasihat Keamanan Nasional Utama Korsel Kim Tae-hyo, Presiden Korsel Yoon Suk-yeol diperkirakan akan bertemu dengan Perdana Menteri China Li Qiang, dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida di Seoul.

Konferensi tingkat tinggi (KTT) tersebut diharapkan mencakup banyak bidang kerja sama, termasuk ekonomi dan perdagangan, pembangunan berkelanjutan, kesehatan, ilmu pengetahuan dan teknologi, pemberantasan bencana alam, serta memastikan keamanan dan pertukaran manusia.

Kim juga mengatakan para pihak yang terlibat juga akan mempertimbangkan baik permasalahan regional maupun internasional.
Baca juga: Korsel dan China sepakat kerja sama untuk pertemuan dengan Jepang

Kim mengatakan KTT tersebut akan berfungsi sebagai titik balik untuk sepenuhnya memulihkan dan menormalisasi sistem kerja sama trilateral antara Korea Selatan, Jepang, dan China.

"KTT ini juga akan memberikan peluang untuk memulihkan momentum kerja sama yang berorientasi masa depan dan praktis, yang akan memungkinkan masyarakat ketiga negara merasakan manfaatnya,” kata Kim.

Presiden Yoon juga dijadwalkan mengadakan pertemuan bilateral terpisah dengan kedua politisi tersebut pada hari Minggu mendatang.
Baca juga: Tiongkok kecam aliansi militer AS-Jepang

KTT tersebut akan menjadi pertemuan pertama antara ketiga negara sejak Desember 2019, menurut laporan Yonhap.

Laporan tersebut menyebut perpecahan antara tiga negara tersebut disebabkan oleh COVID-19, dan ketegangan antara Seoul dan Tokyo karena perselisihan sejarah.

KTT trilateral ini diadakan di tengah peningkatan kerja sama Korsel dan Jepang dengan Amerika Serikat, dalam upaya untuk menghalangi aktivitas Beijing di kawasan Indo-Pasifik.

Sumber: Sputnik-OANA

Baca juga: China, Jepang, Korsel sepakati perjanjian pengembangan sumber daya air

Penerjemah: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024