Jika dua unsur tersebut sudah terpenuhi, nanti akan kami usulkan ke Kementerian Pertanian, meminta dukungan pembuatan lahan sawah baru itu
Bengkulu (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Bengkulu merencanakan mencetak 800 hektare lahan sawah baru di pulau terluar Indonesia yang ada di wilayah tersebut, yakni  Pulau Enggano.

"Menurut data, ada sekitar 800 hektare lahan baru yang siap dibuat sawah. Maka kami meminta Dinas Pertanian untuk menghitung debit sumber daya airnya dan penelitian terkait jenis serta karakteristik dan struktur tanah," kata Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah di Bengkulu, Sabtu.

Baca juga: Mentan cetak sawah 500 ribu hektare di Papua Selatan
 
Rohidin meminta dinas terkait agar menghitung debit sumber air untuk pengairan serta melakukan penelitian terkait karakteristik tanah di lahan tersebut.
 
Hal itu dilakukan, jelas Rohidin, guna memastikan lahan 800 hektare tersebut memang cocok untuk dibuka sebagai areal persawahan baru.
 
"Jika dua unsur tersebut sudah terpenuhi, nanti akan kami usulkan ke Kementerian Pertanian, meminta dukungan pembuatan lahan sawah baru itu," kata Rohidin.
 
Penjabat (Pj) Kepala Desa Banjarsari, Pulau Enggano, Winarto Rudi Setiawan menyebutkan di wilayah Desa Banjarsari, secara keseluruhan saat ini memiliki potensi lahan persawahan baru berkisar 1.400 hektare.

Baca juga: Dinas Pertanian Kulon Progo cetak sawah baru seluas 11 hektare
 
Namun, menurut dia dari 1.400 hektare tersebut, 200 hektare lahan persawahan akan dicadangkan untuk menjadi sumber air. Sedangkan untuk lahan yang siap dijadikan sebagai lahan baru yakni seluas 800 hektare.
 
"Sekitar 1.400 hektare lahan persawahan siap dikelola, namun akan disisakan 200 hektare  digunakan untuk irigasi dan yang akan diusulkan ke Kementerian Pertanian seluas 800 hektare," kata Winarto Rudi.
 
Selain lahan persawahan, kata Winarto, Desa Banjarsari juga memiliki potensi wisata baru berupa air terjun.

Baca juga: Inisiatif sawah mandiri antar Bupati Serdang Bedagai raih anugerah PWI

Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2024