... satu dari dua ledakan pertama tampaknya bom bunuh diri... ledakan ketiga... sekitar setengah jam kemudian... dari bom di dalam mobil yang diperiksa militer... "
Mogadishu, Somalia (ANTARA News) - 11 orang tewas dalam tiga bom meledak dalam waktu satu jam di luar satu hotel yang sering dikunjungi pejabat pemerintah di Mogadishu, Somalia, Rabu.

Pemboman di kawasan Hotel Jazira, salah satu tempat teraman di Mogadishu, itu menggarisbawahi tantangan keamanan yang dihadapi pemerintah Presiden Somalia, Hassan Sheikh Mohamud, yang pemilihannya oleh parlemen tahun lalu dipuji banyak pihak sebagai cara mengakhiri konflik dua dasawarsa di Somalia.

Dua bom pertama meledak dalam rangkaian cepat dan disusul oleh tembakan-tembakan senapan yang dilepaskan oleh pasukan keamanan Somalia.

Ledakan ketiga berlangsung sekitar setengah jam kemudian, yang berasal dari bom di dalam mobil yang diperiksa militer.

Sedikitnya satu dari dua ledakan pertama tampaknya bom bunuh diri, kata polisi.

"Pertama kami mendengar dentuman besar dan pasukan keamanan segera melepaskan tembakan," kata Abdullahi Hussein, yang tinggal sekitar 300 meter di belakang hotel itu. "Setelah beberapa menit, terjadi ledakan lain dan tembakan-tembakan terdengar lagi."

Abdikadir Abdirahman, kepala dinas pelayanan ambulan swasta, mengatakan kepada Reuters, sedikitnya 11 orang tewas dan 17 cedera dalam pemboman itu.

Belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas pemboman itu, namun kelompok gerilya Al-Shabaab melancarkan serangan-serangan dalam dua setengah tahun terakhir di Mogadishu, yang menggarisbawahi tantangan keamanan besar yang dihadapi pemerintah Somalia.

Pembom bunuh diri Al-Shabaab menyerang Hotel Jazira pada akhir tahun lalu.

Seorang dokter di Rumah Sakit Madina mengatakan, sedikitnya satu mayat dan 10 korban cedera dibawa ke tempat medis itu.

Al-Shabaab dihalau dari Mogadishu pada 2011 oleh pasukan penjaga perdamaian Uni Afrika, namun selama setahun terakhir kelompok itu melancarkan sejumlah serangan berskala besar terhadap sasaran-sasaran tingkat tinggi dan merongrong keamanan di Mogadishu.

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014