... penggerebekan terduga teroris di Ciputat tidak perlu selama itu."
Jakarta (ANTARA News) - Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri seharusnya memiliki alat pendeteksi panas tubuh seseorang dan kacamata penglihatan dalam kegelapan (night vision), kata anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Adrianus Meliala.

"Kalau Densus 88 memiliki alat tersebut, tentu penggerebekan terduga teroris di Ciputat tidak perlu selama itu," ujarnya di Jakarta, Kamis.

Adrianus mengatakan, saat penggerebekan yang berlangsung Selasa (31/12) sore hingga Rabu (1/1) pagi di Kampung Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, itu ada informasi bahwa tim Densus 88 antiteror Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) kesulitan mendeteksi di mana keberadaan terduga teroris yang melakukan perlawanan.

Akibatnya, tim Densus 88 hanya bisa memperkirakan di mana posisi dan jumlah terduga teroris dari tembakan yang dilancarkan.

"Dari pengakuan teman-teman yang ada di lapangan, lokasi penggerebakan adalah sebuah rumah bertingkat. Situasi saat itu gelap gulita sehingga mereka tidak bisa melihat di mana posisi terduga teroris," ujarnya.

Adrianus mengatakan, perlengkapan untuk melihat dalam kegelapan saat ini sudah dimiliki beberapa satuan di institusi Tentara Nasional Indonesia (TNI), sehingga pimpinan Polri harus menganggarkan pengadaan peralatan semacam itu.

"Karena saat ini sudah awal tahun, mungkin baru bisa dianggarkan tahun depan," ujarnya.

Pada Selasa (31/12) sore hingga Rabu (1/1) pagi tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri dan Polda Metro Jaya melakukan penggerebekan di sebuah rumah kontrakan di Kelurahan Kampung Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan.

Dalam penggerebekan yang disertai baku tembak itu, enam terduga teroris yang diduga bagian dari kelompok Abu Roban tewas.

Terduga teroris yang tewas adalah Nurul Haq alias Dirman, Ozi alias Tomo, Rizal alias Hendi, Edo alias Ando, dan Amril. Selain itu, satu orang bernama Daeng alias Dayat tewas ditembak di ujung Gang Hasan ketika mengendarai motor guna melarikan diri sambil melakukan perlawanan. (*)

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2014