Ini tentu trennya makin baik, karena surplusnya cukup besar."
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan (Menkeu) Chatib Basri mengatakan, surplus neraca perdagangan pada November 2013 yang tercatat 776,8 juta dolar Amerika Serikat (AS) dapat mengurangi defisit neraca transaksi berjalan selama 2013.

"Kalau neraca jasa konstan, sementara neraca perdagangan dalam tiga bulan mengalami surplus, maka sepertinya defisit transaksi berjalan kita di triwulan keempat 2013 menjadi lebih baik," ujarnya di Jakarta, Kamis.

Chatib mengemukakan, angka surplus tersebut lebih baik dari perkiraan sebelumnya sekitar 600 juta dolar AS, karena ekspor Indonesia mulai memperlihatkan peningkatan seiring dengan membaiknya perekonomian di Amerika Serikat serta adanya perlambatan impor.

"Agustus kita surplus, September sempat mengalami defisit, tapi kemudian Oktober dan November sudah surplus lagi. Ini tentu trennya makin baik, karena surplusnya cukup besar," katanya.

Ia menjelaskan, defisit neraca transaksi berjalan yang makin mengecil, merupakan kabar baik bagi para pelaku pasar untuk merespon kondisi terkini, sehingga dampaknya dapat membuat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali kompetitif.

"Sekarang ini concern-nya selalu defisit transaksi berjalan, dan ini ada kemajuan di neraca perdagangan, ditambah adanya repatriasi profit untuk capital account. Nanti rupiahnya juga bisa lebih baik," katanya.

Defisit transaksi berjalan telah menyusut dari sebelumnya 4,4 persen terhadap PDB (9,9 miliar dolar AS) pada triwulan II-2013 menjadi 3,8 persen terhadap PDB (8,4 miliar dolar AS) pada triwulan III. Diperkirakan defisit mencapai 3,5 persen terhadap PDB pada akhir tahun 2013.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia pada November 2013 mencapai 15,9 miliar dolar AS dan impor 15,1 miliar dolar AS, sehingga tercipta surplus 776,8 juta dolar AS.

Namun, BPS juga mencatat, secara keseluruhan volume perdagangan Januari-November masih tercatat defisit 5,6 miliar dolar AS karena tingginya impor migas.

Para pelaku pasar merespon positif data terbaru BPS, karena Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup naik menjadi 4.327 poin atau menguat 1,23 persen.

Selain itu, mata uang rupiah juga bergerak menguat 42 poin menjadi Rp12.118 per dolar AS dibanding sebelumnya di posisi Rp12.160 per dolar AS, setelah publikasi BPS sesuai dengan ekspektasi pasar. (*)

Pewarta: Satyagraha
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2014