Jakarta (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta Selatan mengemukakan bahwa lurah berperan penting dan menjadi komando untuk mengatasi bencana di wilayahnya guna memastikan keselamatan warga.
 
"Semua kita serahkan kepada pihak kelurahan dalam hal ini lurah sebagai pemegang komando di saat terjadi bencana," kata Komandan Pleton BPBD Jakarta Selatan Muhammad Nur saat dihubungi di Jakarta, Senin.
 
Hal itu, kata Nur, tertuang dalam Keputusan Gubernur Nomor 1245 Tahun 2020 tentang Penetapan Lurah Sebagai Pengelola Penanggulangan Bencana di Wilayah Kelurahan.
 
Salah satu tugas lurah dalam mitigasi kebencanaan, yakni memastikan wilayahnya sudah menyiapkan lokasi pengungsian jika terjadi bencana seperti banjir dan kebakaran.
 
Sedangkan, BPBD bersama Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD) terkait bersifat membantu dan melakukan koordinasi jika pihak kelurahan membutuhkan.

Baca juga: Pemkot Jaktim diminta terbuka soal penyebab banjir di Condet
 
Karena  itu, menurut dia, sangat penting agar kelurahan mempunyai sarana dan prasarana mulai dari fasilitas, pendataan lingkungan hingga memanfaatkan potensi yang dimiliki warga sekitar.
 
"Karena tim Penanggulangan Bencana kadang memerlukan waktu dari posko ke lokasi bencana yang terkadang macet, jalanan terputus dan sebagainya," ujarnya.
 
BPBD Jakarta Selatan menegaskan pihaknya bersama Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) maupun Palang Merah Indonesia (PMI) untuk terus menggencarkan program edukasi dan pelatihan bagi masyarakat umum maupun anak sekolah.
 
Diharapkan masyarakat memiliki ilmu dan pengalaman yang cukup mengenai materi tangguh menghadapi bencana.
 
Adapun upaya saat terjadi banjir, BPBD akan melakukan monitoring dan berkoordinasi dengan aparat kelurahan, RT, RW serta Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM).

Baca juga: Banjir di Jakarta Selatan telah surut
 
Jika ada warga yang meminta dievakuasi maupun pertolongan, maka BPBD DKI melakukan koordinasi dengan SKPD/UKPD terkait kebencanaan seperti Dinas Gulkarmat, Suku Sudin Sumber Daya Air (SDA) dan relawan.
 
Langkah selanjutnya, yakni pasca banjir. Jika ada pengungsi maka melakukan pemasangan posko pengungsi dan berkoordinasi dengan Dinas Sosial terkait untuk pemenuhan kebutuhan pangan.
 
"Kami bersama Dinas Gulkarmat, Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) dan warga melakukan bersih-bersih pasca banjir," ujarnya.
 
Terkait banjir di Jakarta Selatan (Jaksel), BPBD menyatakan banjir yang melanda di empat rukun tetangga (RT) di Kelurahan Pejaten Timur, dan Rawajati, sudah berangsur surut tinggal 1,4 meter, dibanding sebelumnya mencapai 2,6 meter pada Sabtu (25/5).
 
Banjir yang terjadi di empat RT di Kelurahan Pejaten Timur dan Rawajati itu terjadi akibat meluapnya Sungai Ciliwung.

Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024