Jenewa (ANTARA News) - Situasi yang memburuk di Republik Afrika Tengah (CAR) telah membuat lebih dari 935.000 warga sipil kehilangan tempat tinggal dan situasi kemanusiaan tetap mengerikan di negeri tersebut, kata Komisariat Tinggi PBB Urusan Pengungsi UNHCR).

Di dalam satu pernyataan yang dilandasi atas situasi yang memburuk serta kerusuhan baru, UNHCR menyampaikan keprihatinannya mengenai situasi di negara tersebut.

"Serangan terarah terhadap warga sipil, penjarahan dan kehadiran anasir bersenjata di beberapa tempat penampungan telah sangat membatasi akses lembaga kemanusiaan untuk mencapai orang yang memerlukan bantuan," kata Babar Baloch, Juru Bicara UNHCR, di dalam pernyataan yang dikeluarkan pada Jumat (3/1).

Ia menambahkan lebih dari 51.000 pengungsi saat ini berlindung di 67 lokasi di Ibu Kota CAR, Bangui, atau tinggal bersama keluarga yang menampung mereka, demikian laporan Xinhua. Jumlah tersebut sama dengan separuh warga Bangui.

Meskipun menghadapi kesulitan yang meningkat untuk mencapai warga sipil yang kehilangan tempat tinggal, UNHCR telah menyediakan tenda, selimut dan barang bantuan lain buat 23.000 orang dari lebih 4.600 rumah tanggal sejak 5 Desember.

Dalam beberapa pekan ke depan, UNHCR akan mendirikan kantor cabang pembantu di Bossango dan dua unit lapangan.

Sejak Maret tahun lalu, sebanyak 75.000 pengungsi telah menyelamatkan diri ke Republik Demokratik Kongo, Republik Kongo, Chad dan Kamerun. Sampai Desember, sebanyak 240.000 pengungsi telah meninggalkan negara yang dilanda pertempuran tersebut.

Pada Selasa (31/12) Juru Bicara PBB Martin Nesirky mengatakan gelombang baru pengungsi dipicu oleh ketidak-amanan di CAR selama beberapa pekan belakangan, sementara krisis di negara miskin tersebut terus berkecamuk.

"Telah terjadi peningkatan sebanyak 70 persen jumlah orang yang meninggalkan tempat tinggal mereka di Bangui, dari 214.000 pada 17 Desember jadi 370.000 hari ini," kata Nesirky, Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, dalam taklimat rutin di Markas PBB, New York.

Ia menambahkan sebanyak 785.000 orang telah kehilangan tempat tinggal di seluruh negeri tersebut dan sebanyak 2,2 juta orang memerlukan bantuan.

Nesirky mengatakan berbagai organisasi bantuan mengirim bantuan kepada sebanyak mungkin orang yang memerlukan kendati situasi tidak aman.

CAR telah terjerumus ke dalam kerusuhan sejak gerilyawan Seleka melancarkan serangan setahun lalu dan memaksa presiden Froncois Bozize melarikan diri pada Maret.

Pemerintah peralihan sejak itu telah dipercayakan untuk memulihkan perdamaian dan melicinkan jalan bagi pemilihan umum demokratis tapi bentrokan bersenjata telah meletus lagi. Awal Desember, pemeluk dua agama saling melancarkan serangan di Bangui dan sekitarnya.

(C003)


Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014