Jakarta (ANTARA News) - Peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat Anies Baswedan menilai konvensi yang digelar Partai Demokrat lebih demokratis dibandingkan dengan konvensi serupa yang pernah digelar Partai Golkar.

"Konvensi Demokrat ini lebih demokratis karena publik yang memilih. Para peserta meminta pandangan publik. Jadi, publik yang jadi pemilih bukan internal, dan saya rasa itu yang utama," kata Anies di Jakarta, Selasa.

"Jauh beda dengan Golkar, yang semua meminta pandangan dari internal," tambah penggagas Gerakan Indonesia Mengajar itu.

Menurut Anies, yang dilakukan Demokrat dalam konvensi saat ini tak jauh berbeda dengan yang dilakukan partai politik di Amerika Serikat, yakni memunculkan nama capres kemudian publik yang memilih.

"Sama seperti kalau di Amerika sama, namanya preliminary election. Partai memunculkan capres dan masyarakat yang memilih," ujar Anies.

Rektor Universitas Paramadina itu menyebutkan, suara dan pendapat publik terbanyak yang akan menjadi pemenang.

"Nanti pemenang dari suara rakyat akan diajukan dalam pemilihan presiden," kata Anies.

Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat diikuti 11 peserta. Selain Anies, peserta lain adalah Dahlan Iskan, Marzuki Ali, Pramono Edhie Wibowo, Gita Wirjawan, Hayono Isman, Dino Patti Djalal, Irman Gusman, Sarundajang, Ali Masykur Musa, dan Endriartono Sutarto.

Di Indonesia, konvensi untuk memilih bakal calon presiden pertama kali dilakukan oleh Partai Golkar pada 2004, ketika dipimpin Akbar Tandjung selaku ketua umum. Hanya saja pemilih dalam konvensi tersebut adalah pengurus Partai Golkar.

Dalam konvensi tersebut, Jenderal TNI (Purn) Wiranto terpilih sebagai bakal calon presiden yang kemudian diusung sebagai calon presiden oleh Partai Golkar berpasangan dengan KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah).

Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014