Sekarang konversi gas akan jalan, dan konverternya mesti dibuat, karena dua tahun ini belum ada impor konverter,"
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Chatib Basri mendukung percepatan program konversi gas, yang selama ini masih tertunda, untuk mengendalikan konsumsi BBM bersubsidi sebesar 48 juta kiloliter pada 2014.

"Sekarang konversi gas akan jalan, dan konverternya mesti dibuat, karena dua tahun ini belum ada impor konverter," katanya seusai bertemu Menteri ESDM Jero Wacik di Jakarta, Jumat.

Chatib menambahkan Kementerian Keuangan akan mendukung Kementerian ESDM dalam penyediaan konverter gas melalui impor dan menyiapkan anggaran senilai Rp5 triliun untuk program konservasi energi pada 2014.

"Tahun lalu sebenarnya sudah bisa (impor konverter gas), tapi ternyata sudah bulan Oktober atau November, padahal anggarannya bukan multiyears. Karena itu dilakukan tahun ini," katanya.

Selain itu, Kementerian ESDM menjanjikan akan melakukan distribusi tertutup dalam waktu dekat, untuk mengendalikan konsumsi BBM bersubsidi bagi kendaraan pribadi tertentu.

"Pertamina kan sudah membuat RFID, dari situ bisa diidentifikasi. Kementerian ESDM akan melihat pembatasannya bagi kendaraan pribadi atau apa, itu akan dilakukan, tapi kita belum bicara mulai kapan," katanya.

Sementara, Menteri ESDM Jero Wacik menambahkan persiapan untuk mengembangkan energi terbarukan seperti gas dan "green coal" menjadi penting, karena target lifting minyak cenderung menurun setiap tahun.

"Beban negara ini yang paling berat adalah impor BBM, maka pergeseran ke gas dan energi terbarukan menjadi penting. Kemudian mendorong batu bara ramah lingkungan, ini harus dimasifkan sehingga tidak lagi tergantung pada minyak," katanya.

Jero menambahkan adanya percepatan pembangunan kilang minyak merupakan solusi lain yang dapat diupayakan pemerintah untuk mempercepat penyediaan kebutuhan energi, dan antisipasi terhadap pertumbuhan industri otomotif.

"Pembangunan kilang juga kita dorong, kalau kita tidak menambah kilang akan makin berat kedepan. Saat ini, BBM makin mahal dan kita harus realistis. Untuk itu, energi terbarukan harus jalan semua," katanya.(*)

Pewarta: Satyagraha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014