New Delhi (ANTARA News) - Para raksasa retail asing terancam keluar dari ibukota India, New Delhi, setelah pemerintah baru di negara bagian Delhi menyatakan tak menjamin mereka bakal mendapat izin operasi.

Amit Yadav dari komisi industri Delhi mengaku telah menyurati pemerintah pusat bahwa "retalier-retailer multi-brand" asing tak akan diizinkan beroperasi di New Delhi, kendati pemerintah pusat pimpinan Partai Congress mendukung waralaba asing masuk ke kota itu.

Reformasi yang dicanangkan pemerintahan Perdana Menteri Manmohan Singh pada akhir 2012 telah membuat supermarket asing bisa beroperasi di India dengan syarat 30 persen berkandungan lokal.

Tapi bulan lalu Partai Congress pimpinan Singh kalah di negara bagian Delhi dari sebuah partai antikorupsi yang punya pandangan dingin terhadap investasi asing langsung (FDI).

Aam Aadmi, partai antikorupsi itu, menentang pengleluasaan FDI namun dipertahakan Partai Congress selama 15 tahun terakhir tersebut.

Reformasi FDI dari Singh dengan memberi supermarket Barat untuk menguasai saham mayoritas waralaba lokal dianggap sebagai langkah membangkitkan ekonomi India, namun warung dan pasar tradisional mengkhawatirkan supermarket asing akan membuat mereka kurang kompetitif.

Menteri Perdagangan India Anand Sharma mengecam Partai Aam Aadmi sebagai pembual karena mengabaikan nalar dan karena para petani malah mendukung keputusan pemerintah pusat.

Kelompok pelobi bisnis utama India juga mengkritik langkah partai ini dengan mengatakan itu akan memukul kepercayaan investor di saat ekonomi tengah tumbuh pada tingkat terendah dalam satu dekade, demikian AFP.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014