Seoul (ANTARA News) - Presiden Korea Selatan Park Geun-hye, Sabtu, memerintahkan militer memperkuat keamanan perbatasan untuk melindungi negara itu dari kemungkinan provokasi-provokasi Korea Utara, tidak terpengaruh dengan isyarat perdamaian terbaru Pyongyang.

Perintah-perintah Park itu diumumkan setelah tawaran Korut yang mengejutkan, Kamis, bagi diakhirinya "segala aksi provokasi dan fitnah" mulai dari 30 Januari dan seruannya bagi dilakukan langkah-langkah meredakan ketegangan di perbatasan Laut Kuning, lokasi bentrokan angkatan laut kedua negara pada waktu lalu.

Korut juga menyerukan kembali Korsel membatalkan rencana pelatihan militer gabungan dengan Amerika Serikat, satu pelatihan yang Pyongyang secara rutin kecam sebagai rencana provokatif bagi invasi.

Sekretaris pers Park, Lee Jung-Hyun mengatakan Korut memiliki satu pola mengeluarkan ofensif perdamaian setelah provokasi-provokasi militer, kata kantor berita Korsel, Yonhap.

"Park memerintahkan menteri pertahanan dan para menteri yang punya kaitan dengan keamanan untuk melakukan lebih banyak usaha untuk tetap meningkatkan keamanan dalam menghadapi provokasi pada saat Korut melakukan ofensif propaganda-propaganda," kata Yonhap mengutip pernyataan Lee di New Delhi tempat Presiden Park kini sedang melakukan kunjungan resmi.

Korsel beraksi negatif pada usul Korut itu, dan mengatakan pihaknya tidak akan membatalkan pelatihan-pelatihan militer dengan AS.

Pelatihan tahun lalu diselenggarakan setelah uji coba terbesar dan ketiga Korut yang memicu ketegangan militer yang meningkat dengan Pyongyang mengeluarkan ancaman-ancaman perang nuklir terhadap Seoul dan Washington.

Hubungan Korsel-Korut kini berada dalam keadaan tidak menentu, dengan kedua pihak menyatakan kesediaannya untuk memperbaiki hubungan sementara saling menuduh tidak adanya ketulusan, demikian laporan AFP.

(H-RN)



Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014