Singapura (ANTARA News) - Presiden Susilo B Yudhoyono dan mitranya Perdana Menteri Singapura Lee H Loong melakukan dialog empat mata tentang perjanjian ekstradisi kedua negara, kesepakatan kerjasama pertahanan, dan pengembangan kawasan ekonomi khusus di Riau Kepulauan. Dalam dialog yang berlangsung di Istana Singapura, Senin petang, kedua pemimpin berbicara selama sekitar 65 menit, meleset dari jadual yang direncanakan selama 30 menit. Pertemuan keduanya berlangsung di ruang kerja Lee dan dinyatakan tertutup bagi pers ataupun anggota rombongan kedua negara. Yudhoyono didampingi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Widodo A Sutjipto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Boediono, Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono, Menteri Perdagangan Mari E Pangestu, Menteri Kehakiman dan HAM Hamid Awaluddin, Menteri Ketenagakerjaan Erman Suparno, dan Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi. Sementara dari Singapura, sejumlah anggota kabinet Lee, di antaranya Menteri Pertahanan Singapura Teo Chee Hean juga mendampingi Lee. Untuk selanjutnya, kedua pemimpin itu memimpin delegasi masing-masing membicarakan tataran lebih lanjut tentang ketiga hal itu. Menurut Teo, dalam hal kerja sama pertahanan, kedua negara sepakat untuk terus meningkatkan kuantitas dan kualitas kerja sama yang telah terjalin saat ini sebagai pijakan untuk menciptakan kawasan yang lebih aman pada masa mendatang. "Bahkan kami telah mengundang 200 pilot TNI-AU untuk berlatih memakai simulator pesawat tempur, pesawat angkut, dan helikopter kami di Paya Lebar. Kerja sama melakukan patroli terkoordinasi selama ini telah berjalan sangat baik dan bisa lebih ditingkatkan," katanya. Adapun Juwono Sudarsono menyatakan optimismenya bahwa kawasan Asia Tenggara, terutama di Selat Malaka akan semakin aman dan ramah untuk masyarakat kawasan itu ataupun untuk para pelaku bisnis yang melayari selat itu. "Kerja sama ini sangat baik dan semakin baik dari masa ke masa. Tidak ada hambatan berarti karena komunikasi terus-menerus dikembangkan. Yang penting adalah keinginan nyata dari para pelaku untuk bekerja sama," katanya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006