Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian terus mendorong pengembangan sumber daya manusia industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) yang merupakan salah satu komoditi andalan industri manufaktur.

"Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) merupakan salah satu komoditi andalan industri manufaktur dan salah satu penggerak pembangunan Ekonomi Nasional, karena industri tersebut memiliki kontribusi yang cukup signifikan terhadap perolehan devisa ekspor, penyerapan tenaga kerja, dan pemenuhan kebutuhan sandang dalam negeri," kata Sekjen Kemenperin Ansari Bukhari melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin.

Oleh karena itu, kata dia pemerintah telah menyiapkan Balai Diklat Industri (BDI) Jakarta untuk menjadi Pusat Pelatihan SDM Industri dengan spesialisasi dan kompetensi di bidang TPT.

Saat ini, BDI Jakarta telah menambah fasilitas sarana dan prasarana diklat berupa pembangunan gedung workshop TPT, ruang asrama yang mampu menampung 200 peserta, serta pengadaan peralatan mesin sebanyak 252 unit yang terdiri dari mesin jahit, mesin bordir, mesin plotting, dan mesin boiler untuk mendukung pelatihan.

Menurut dia, BDI Jakarta telah melatih tenaga terampil di bidang operator mesin indutri garmen berbasis kompetensi sebanyak 600 orang pada tahun 2013, yang telah terserap dan ditempatkan di beberapa industri garmen yang telah menjalin MOU dengan BDI Jakarta.

Ansari mengharapkan BDI Jakarta dapat terus mengembangkan diri sebagai pusat pelatihan SDM Industri di bidang TPT yang tidak hanya memberikan pelatihan, tapi juga melakukan sertifikasi bagi peserta pelatihan serta penempatan pada dunia industri.

"BDI Jakarta perlu dilengkapi dengan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP ) dan Tempat Uji Kompetensi (TUK)," ujar dia.

Dia menyatakan bahwa sertifikasi kompetensi menjadi penting untuk meningkatkan daya saing menghadapi ASEAN Economic Community yang akan diberlakukan pada akhir tahun 2015, karena dengan diberlakukannya ASEAN Economic Community maka akan membuka kesempatan bagi tenaga kerja dari Negara ASEAN lainnya untuk bersaing dengan tenaga kerja Indonesia guna mendapatkan pekerjaan di dalam negeri.

Lebih jauh Ansari menjelaskan industri TPT terus memberikan surplus pada neraca perdagangan dan memiliki peranan yang strategis dalam proses industrialisasi, karena produk yang dihasilkan mulai dari bahan baku (serat) sampai dengan barang konsumsi (pakaian jadi dan barang jadi), mempunyai keterkaitan baik antar industri maupun sektor ekonomi lainnya.

Hingga Oktober 2013, produk TPT memberikan kontribusi nilai ekspor sebesar 10,62 miliar dolar AS atau meningkat 2,18 persen dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Total ekspor produk TPT tersebut setara dengan 11,39 persen dari total ekspor non migas. Nilai investasi industri TPT sampai dengan triwulan III tahun 2013 sebesar Rp1,9 triliun (PMA dan PMDN), sementara penyerapan tenaga kerja sampai dengan triwulan ketiga tahun 2013 mencapai 3,8 juta orang atau meningkat 2,6 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014