Kami perkirakan produksi akan normal mulai minggu depan
Jakarta (ANTARA News) - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan, produksi minyak mentah dan kondensat mengalami penurunan sekitar 70.000 barel per hari akibat cuaca buruk belakangan ini.

Pelaksana Tugas Kepala SKK Migas J Widjonarko di Jakarta, Senin mengatakan sejumlah peralatan operasi mengalami gangguan karena cuaca buruk, sehingga produksi minyak nasional turun menjadi rata-rata 745.000 barel per hari.

"Turun sekitar 70.000 barel per hari dari kondisi normal 825.000-830.000 barel per hari," ujarnya.

Namun, lanjutnya, kini produksi minyak sudah mulai mengalami kenaikan lagi menyusul selesainya perbaikan peralatan yang rusak.

Widjonarko mengatakan, sejumlah lapangan produksi yang sempat mengalami gangguan akibat cuaca buruk antara lain West Madura Offshore (WMO).

Pada 20 Januari 2014, selang penyalur minyak (hose) antara alat tambat (single point mooring) dan floating storage offloading (FSO) Abherka di perairan utara Surabaya mengalami kebocoran, sehingga produksi WMO turun 22.500 barel per hari.

Operator lainnya yang mengalami gangguan akibat cuaca buruk adalah JOB Pertamina Petrochina East Java (PPEJ), Mobil Cepu Limited, dan PT Pertamina EP Cepu.

Tali pengikat FSO Cinta Natomas yang menampung produksi minyak ketiga operator tersebut, putus pada 21 Januari 2014.

"Akibatnya, produksi minyak turun rata-rata 30.000 barel per hari dari ketiga operator tersebut," katanya.

Lapangan produksi minyak yang terganggu lainnya adalah PT Seleraya dengan penurunan 1.500 barel per hari.


Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014