arogansi global berada di balik konflik berdarah di seluruh dunia, khususnya di Timur Tengah, dan mengatakan kobaran semangat mereka akan menyebar ke negara-negara mereka sendiri.
Teheran (ANTARA News) - Ketua Dewan Kebijaksanaan Iran, Ayatollah Akbar Hashemi Rafsanjani, mengatakan bahwa tokoh-tokoh yang dihormati secara internasional diharapkan mengambil prakarsa untuk mengurangi kekerasan di masyarakat internasional.

Ayatollah Rafsanjani menghargai upaya-upaya pencarian perdamaian yang dilakukan ikon anti-apartheid Afrika Selatan, Nelson Mandela, yang merupakan pendiri "the Elders" atau para Sesepuh. Hal itu disampaikan dalam pertemuan dengan Kofi Annan yang melakukan kunjungan ke Teheran selaku ketua "the Elders", Senin.

Dia menuduh arogansi global berada di balik konflik berdarah di seluruh dunia, khususnya di Timur Tengah, dan mengatakan kobaran semangat mereka akan menyebar ke negara-negara mereka sendiri. Demikian dikutip dari IRNA.

Kofi Annan, mantan Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa, pada bagiannya menghargai upaya perdamaian Iran di wilayah tersebut dan mengatakan bahwa ia mengakui pengaruh Republik Islam Iran di Timur Tengah.

Annan mengatakan bahwa siapa pun yang mencoba untuk mengabaikan peran Iran dalam membuat perdamaian di wilayah tersebut tidak akan mencapai apa-apa.

Ketika ditanya oleh Ayatollah Rafsanjani mengapa ia menghentikan upaya mediasi di Suriah, Annan mengatakan langkah PBB di Suriah gagal karena banyak negara lupa komitmen mereka yang telah dibuatnya itu semua di atas kertas.

Pada konflik di beberapa negara Afrika, Annan mengatakan, "Kami akan memulai upaya perdamaian di Afrika untuk memastikan orang-orang Afrika tidak menjadi korban konflik etnis dan sektarian lagi."

Martti Ahtisaari, mantan presiden Finlandia, pemenang Nobel Perdamaian Afrika Selatan Desmond Tutu dan mantan presiden Meksiko Ernesto Zedillo menyertai Annan selama kunjungan tiga harinya ke Teheran.

(H-AK)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014