Rangkaian kegiatan yang berlangsung pada 27 Januari-8 Februari 2014 itu dimeriahkan dengan kompetisi futsal sambil menggunakan pakaian khas China yaitu cheongsam."
Surabaya (ANTARA News) - Politeknik Universitas Surabaya (Ubaya) menggelar "Poltek Vaganza" di lapangan futsal Politeknik Ubaya, Jalan Ngagel Jaya Selatan, Surabaya untuk merayakan Tahun Baru China 2014 atau Imlek 2565.

"Rangkaian kegiatan yang berlangsung pada 27 Januari-8 Februari 2014 itu dimeriahkan dengan kompetisi futsal sambil menggunakan pakaian khas China yaitu cheongsam," kata Ketua Panitia Poltek Vaganza, Devi Rachmasari SS MM, di Surabaya, Kamis.

Ia menjelaskan kegiatan ini dilaksanakan karena semangat multikultur yang sesuai dengan slogan kampus ini. "Semua kebudayaan maupun keyakinan dari masing-masing individu tidak ada yang berbeda bahkan selalu dirayakan," kataya.

Menurut dia, ada enam tim futsal mahasiswi yang bertanding di antaranya satu tim dari panitia penyelenggara Poltek Vaganza, dan lima tim dari Program Studi (Prodi) seperti prodi akutansi, perpajakan, serta manajemen pemasaran.

Sementara itu, pemain futsal wanita yang berlaga dalam kompetisi tersebut merasa senang karena bisa merayakan dan mengapresiasi tahun baru China.

"Menurut saya ini kegiatan positif dan seru untuk melatih kekompakan suatu tim ketika di lapangan, walaupun awalnya masih belum kompak," kata mahasiswi Ubaya Prodi Manajemen Pemasaran, AA Ayu Emas Gayatri Sutedja.

Selain itu, kegiatan Poltek Vaganza tersebut juga menyuguhkan berbagai kompetisi, di antaranya lomba tari kontemporer atau "dance", lomba band, lomba "announcer, serta pameran kewirausahaan.

"Lomba tersebut diadakan untuk SMA sederajat yang diadakan tiap tahun sebagai wadah bagi pelajar menunjukkan bakatnya baik secara akademis maupun non akademis," katanya yang juga sebagai dosen Bahasa Inggris Manajemen itu.

Sebelumnya (28/1), Konsul Jenderal AS di Surabaya, Joaquin F. Monserrate, mengajak warga Tionghoa untuk bersama-sama merayakan Tahun Baru Imlek 2565 di konsulat setempat.

Acaranya dihadiri Prof Esther H Kuntjara (sejarahwan China dari Fakultas Sastra UK Petra), Lukito S Kartono (sosiolog/peneliti Centre for Chinese Indonesian Studies UK Petra), dan Oei Hiem Hwie (mantan tahanan politik dan pengampu perpustakaan China).

Selain itu, Gatot Seger Santoso (Ketua Majelis Agama Konghucu Indonesia "Boen Bio" Surabaya), Dede Oetomo (ahli linguistik/sosiolog keturunan China), dan sebagainya. (*)

Pewarta: Edy M Ya`kub
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014