Jakarta (ANTARA News) - Kalangan industri sawit Indonesia optimistis target produksi minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) yang ditetapkan pemerintah, 40 juta ton, pada 2020 bisa tercapai.

Chairman Steering Committee International Conference on Oil Palm and Environment (ICOPE) 2014 Daud Dharsono di Jakarta Kamis mengatakan, target tersebut dapat terealisasi apabila program peremajaan (replanting) kebun sawit berjalan sebagaimana yang diharapkan.

"Saya, optimistis bisa tercapai. Asalkan program peremajaan kebun rakyat bisa dilaksanakan," katanya ketika menyampaikan rencana pelaksanaan Konferensi Internasional tentang Minyak Sawit dan Lingkungan atau International Conference on Oil Palm and Environment (ICOPE) ke-4 di Bali 12-14 Februari 2014.

Menurut dia, saat ini setidaknya ada sekitar 2 juta hektare (ha) lahan kebun sawit milik rakyat yang produktivitasnya masih di bawah 2 juta ton per ha per tahun.

Sementara rata-rata produktivitas sawit nasional sekitar 3,7 ton, masih di bawah rata-rata produktivitas kebun sawit Malaysia yang mencapai 4,7 ton per ha.

Daud Dharsono yang yang juga Presiden Direktur PT Smart Tbk itu mengharapkan, replanting dapat meningkatkan produktivitas di angka 6 ton per ha.

Upaya itu, katanya, bukan tidak mustahil bisa tercapai, sebab, produktivitas kebun sawit milik perusahaan swasta ada yang mencapai 7,5 ton per ha.

Menurut dia, apabila kebun seluas 2 juta ha bisa ditingkatkan produktivitasnya menjadi 5 ton, maka akan mendapatkan tambahan produksi sekitar 6 juta ton.

"Tambahan itu baru akan dirasakan lima tahun mendatang, apabila replanting tersebut dilaksanakan tahun ini," katanya.

Dia menyatakan replanting tidak hanya pada penggantian tanaman sawit yang sudah tua, tapi harus menerapkan praktik pertanian yang baik (good agriculture practices/ GAP), seperti menggunakan benih dari sumber resmi yang berkualitas dan pemupukan dengan baik.

Mencari model


Sementara itu terkait ICOPE 2014, Daud Dharsono menyatakan, untuk tahun ini mengangkat tema "Budidaya Kelapa Sawit: Menjadi Model untuk Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Masa Depan".

Hal itu, tambahnya, dimaksudkan sebagal langkah merespon tantangan produksi minyak sawit lestari sekaligus menjadikannya sebagai salah satu model pembangunan sektor pertanian yang berkelanjutan.

Seperti tiga konferensi sebelumnya, pada ICOPE tahun ini pihaknya mengundang semua peserta menggunakan forum tersebut dengan sebaik-baiknya untuk berbagi pengetahuan dan perspektif, menyampaikan pendapat, mendiskusikan dan memformulasikan rencana masa depan yang memungkinkan adanya pengembangan teknologi dan penggunaan praktik-praktik terbaik untuk pengembangan kelapa sawit yang berkelanjutan.

ICOPE 2014 rencananya akan dihadiri sekitar 400 orang lebih dari 19 negara yang terdiri dari para ahli dan para pelaku usaha.

Pewarta: Subagyo
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014