London (ANTARA News) - Pemerintah AS mengungkapkan nasib dan lokasi orang-orang yang telah ditahan secara rahasia di berbagai penjara CIA dan menjamin hak mereka untuk memperoleh peradilan yang bebas, kata Amnesty International, Kamis. Kelompok hak asasi manusia yang berpusat di London tersebut juga menyeru Kongres untuk tidak mensahkan apa pun yang bertentangan dengan hukum internasional. Presiden AS George W Bush, Rabu, mengatakan Khalid Sheikh Mohammed, orang yang mengaku sebagai otak serangan 11 September, dan 13 tersangka senior lain Al-Qaeda telah dipindahkan dari tempat tahanan rahasia CIA ke TeluK Guantanamo, Kuba, untuk diadili. Bush, yang untuk pertama kali mengkonfirmasi bahwa Badan Intelijen Pusat AS (CIA) secara diam-diam menahan tahanan di luar negeri --yang digambarkan oleh Amnesty sebagai kejahatan berdasarkan hukum internasional, membela program itu dan prosedur interogasi "keras" yang telah dicela oleh sebagai pengeritik sebagai penyiksaan. "Kongres tak boleh mensahkan apa pun --prosedur peradilan yang tak adil, penahanan eksekutif tanpa batas waktu atau penghukuman karena orang melakukan pelanggaran hak asasi manusia-- yang bertentangan dengan standard atau hukum internasional, kata Sekretaris Jenderal Amnesty Irene Khan. Amnesty juga meminta Amerika Serikat menghormati hak asasi manusia para tersangka yang ditahan sementara menyelidiki serangan teror 11 September 2001. "Amnesty International telah menyeru pembentukan komisi penyelidikan yang sepenuhnya independen, dengan menerima masukan dari ahli internasional, untuk semua perang AS melawan teror dan praktek interogasi, kata Khan. "Pengakuan Presiden Bush bahwa pemerintah AS telah menggunakan tahanan rahasia menyoroti keperluan mendesak bagi tindakan semacam itu, dan bukan peraturan baru yang mensahkan tindakan semacam itu," katanya. Tak cukup bahwa Bush mengatakan AS "tak menyiksa" tahanan di penjara rahasia CIA, kata organisasi tersebut. Hari Kamis, Komite Palang Merah Internasional (ICRC akan diperbolehkan mengunjungi 14 tersangka pelaku teror termasuk otak serangan bom 11 September 2001 yang kini dipindahkan ke penjara Teluk Guantanamo oleh Washington, kata organisasi tersebut, demikian AFP.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006