Caracas (ANTARA News) - Presiden Nicolas Maduro berjanji memperketat keamanan di kota-kota seluruh Venezuela setelah aksi protes terhadap pemerintahannya memakan tiga korban jiwa dan mencederai 26 orang lainnya.

"Tidak akan ada kudeta di Venezuela, sudah pasti. Demokrasi akan berlanjut," kata Maduro melalui televisi nasional seperti dikutip AFP.

"Saya sudah memberikan perintah yang jelas kepada badan-badan keamanan nasional untuk menjaga keamanan di kota-kota besar negeri ini. Siapa pun yang mencoba melakukan kekerasan akan ditangkap."

Sedikitnya 30 orang ditahan dalam aksi demonstrasi oposisi atas krisis ekonomi yang makin parah dan protes tersebut berubah menjadi kekerasan.

Seorang pengunjukrasa pro pemerintah serta dua pelajar terbunuh dalam demonstrasi di jalanan yang kian meningkat dari kelompok pro-pemerintah dan kelompok oposisi.

Penembak tak dikenal semula melepas tembakan ke arah kerumunan pengunjukrasa di luar kantor kejaksaan agung di Caracas.

Negara anggota OPEC berpemerintahan sosialis yang pendapatannya bergantung pada hasil minyak itu dikenal memiliki cadangan minyak mentah terbesar di dunia, namun perekonmiannya saat ini terganggu inflasi lebih dari 50 persen setahun.

Negeri ini menghadapi masalah ekonomi yang makin memburuk karena mengalami kelangkaan dana tunai serta terganggunya pasokan barang konsumsi yang membuat putus asa para pendukung pemerintah.

Ribuan pelajar dan sejumlah politisi oposisi berkumpul di pusat kota Caracas untuk mencela kebijakan ekonomi Maduro yang menggantikan Presiden Hugo Chavez tahun lalu.

"Kami datang dalam aksi damai namun mereka membunuh dua pelajar, bagaimana ini?" tanya seorang mahasiswa Universitas Katholik, Vanesa Eisi.

Sehari sebelumnya, lima anak muda ditembak oleh kelompok pria bersenjata berkendara motor yang membidik kerumunan demonstran di kota Merida, sedangkan sepuluh mahasiswa lain yang ikut dalam aksi protes ditahan.

"Kami pelajar sudah muak dan lelah hidup dalam kecemasan akan kekerasan. Kami muak harus meninggalkan negeri karena setelah lulus, tidak ada apa-apa di sini," kata Biaggo Alvarado (20) yang menolak menyebutkan perguruan tingginya.

(M007/H-AK)

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014