Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar-bank Jakarta, Senin pagi, melemah menjadi Rp9.110/9.145 dibandingkan dengan posisi penutupan akhir pekan lalu pada level Rp9.100/9.135 per dolar AS atau mengalami penurunan sebanyak 10 poin. "Melemahnya rupiah saat ini hanya sementara, karena melihat indikator ekonomi makro Indonesia cukup bagus. Tidak ada faktor yang istimewa yang menekan pasar," kata Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, Senin. Dia mengatakan penurunan rupiah ini terjadi karena permintaan antara suplai dan demand. "Kami optimis rupiah akan kembali membaik yang pada gilirannya akan bisa menembus level Rp9.000 per dolar AS," katanya. Saat ini rupiah, lanjut Kostaman dinilai masih stabil, karena berada dalam kisaran antara Rp9.100 sampai Rp9.150 per dolar AS. Tekanan terhadap rupiah muncul kemungkinan dari faktor eksternal, karena faktor internal cukup bagus untuk mendukung pergerakan mata uang lokal itu, katanya. Faktor eksternal itu antara lain turunnya harga saham di pasar regional sehingga indeks Nikkei, Jepang turun 0,52 persen, indeks Kospi, Korea Selatan melemah 0,17 persen, dan SP/ASX 200, Australia anjlok 0,58 persen. Selain itu, harga minyak dunia menguat yang mencapai 65,83 dolar AS per barel setelah merosot di level 65,75 dolar AS per barel, tuturnya. Rupiah, menurut dia, saat ini memang agak tertekan, namun tekanan itu tidak besar yang dapat dilihat dari harga tertinggi dan terendah berada dalam kisaran yang sempit tertinggi mencapai Rp9.140 per dolar AS dan terendah pada Rp9.135 per dolar AS. Dalam perdagangan yang berlangsung 30 menit rupiah masih di level Rp9.135 per dolar AS, namun menjelang penutupan pasar sesi pagi terlihat agak tertekan sehingga posisinya berubah di level Rp9.145 per dolar AS, katanya. Meski demikian diperkirakan pada sore nanti mata uang lokal akan kembali menguat, karena faktor fundamental ekonomi makro Indonesia yang membaiknya akan mendorong pergerakan rupiah itu. Apalagi saat ini pelaku pasar menunggu Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) yang akan bersidang untuk memutuskan apakah bunga pinjaman akan turun dan berapa basis poin yang akan diturunkan, demikian Kostaman Thayib. (*)

Copyright © ANTARA 2006