Jakarta (ANTARA News) - Sebagian misteri hilangnya Boeing B-777-200ER Malaysia Airlines nomor penerbangan MH370 rute Kuala Lumpur-Beijing terungkap, setelah Kepolisian Diraja Malaysia memastikan pemakai paspor curian yang turut dalam penerbangan itu adalah seorang remaja 19 tahun, pencari suaka asal Iran.

Kepala Kepolisian Diraja Malaysia, Tan Sri Khalid Tan Sri, dalam konferensi pers di Kuala Lumpur hari ini, seperti dilansir Washington Post, menyatakan, lelaki remaja itu dalam percobaannya berimigrasi ke Jerman dan diduga bukan anggota jaringan teroris.

Akan tetapi, identitas pasti lelaki remaja itu tidak diungkap Kepolisian Diraja Malaysia kepada publik.

Kepolisian negara itu memastikan hal itu setelah memelajari rekaman gambar jaringan televisi tertutup Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur atas dua pemakai jasa penerbangan MH370, yang memakai paspor curian. Dari rekaman-rekaman itulah polisi setempat bisa mengidentifikasi mereka.

Perkembangan hingga hari keempat MH370 hilang, sebagian berkutat pada adu argumen temuan jejak bahan bakar dan satu benda berwarna jingga di laut.

Tentang itu, Kepala Otoritas Penerbangan Malaysia, Azharuddin Abdul Rahman, memastikan kedua hal itu bukan berasal dari (bekas) MH370 yang hilang itu.

"Disayangkan kami belum menemukan apa  pun yang tampaknya bagian pesawat terbang itu. Sejauh yang kami perhatikan, kami harus mencari pesawat terbang itu. Kami harus mencari satu bagian dari pesawat terbang itu jika memungkinkan," kata dia.

Dalam pernyataan resminya, Malaysia Airlines menggeser fokus lokasi pencarian ke pantai barat negara itu, di dekat Selat Malaka. Ini adalah bagian lain Semenanjung Malaka di mana MH370 dilaporkan hilang pada pukul 02.41 waktu setempat, Sabtu lalu (8/3).

Jika ini yang dijadikan fokus baru, berarti MH370 itu sempat terbang melintang Semenanjung Malaka. Radar Tentera Udara Diraja Malaysia sempat mencatat indikasi wahana udara bermesin jet terbang berbelok dari arah keberangkatannya.

Pewarta: Ade P Marboen
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014