Perempuan harus menguasai segala peraturan yang menyangkut pekerjaannya dan persoalan perempuan agar diskriminasi tidak terjadi
Gorontalo (ANTARA News) - Calon anggota legislatif dari Partai Hanura Meiske Abdullah menilai kesejahteraan buruh perempuan masih jauh dari harapan, sehingga pemerintah dan seluruh kalangan harus memperjuangkannya.

Caleg nomor urut dua untuk DPRD Kota Gorontalo itu menjelaskan, 75 persen pekerja rumah tangga dan buruh adalah perempuan dan seringkali tidak dipenuhi hak-haknya oleh majikan atau perusahaan.

"Contohnya soal lembur. Perempuan bekerja lembur sampai tak bisa lagi mengurusi rumah tangganya, tapi uang lemburnya tidak dibayarkan," kata Ketua Bidang Perempuan Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Kota Gorontalo itu di Gorontalo, Rabu.

Di sisi lain, pekerja rumah tangga juga sering mengalami kekerasan dalam rumah tangga, sehingga mempengaruhi mentalnya.

"Bagaimana pekerja perempuan sejahtera dalam finansial, sementara dari segi mental saja mereka tidak sejahtera," imbuhnya.

Untuk mencegah terjadinya diskriminasi dan kekerasan terhadap buruh perempuan, kata dia, setiap pekerja wajib dibekali pengetahuan mengenai perburuhan dan hukum.

Sebagai calon wakil rakyat, Meiske melakukan sosialisasi terkait perburuhan dan hukum kepada sejumlah kalangan terutama pekerja perempuan di Kota Gorontalo.

"Perempuan harus menguasai segala peraturan yang menyangkut pekerjaannya dan persoalan perempuan agar diskriminasi tidak terjadi," tambahnya.

Dorongan untuk memperjuangkan kesejahteraan buruh perempuan itulah yang mendasari Meiske mencalonkan diri sebagai wakil rakyat. Meiske berharap bisa turut mewarnai pembuatan kebijakan perburuhan, khususnya terkait buruh perempuan, jika terpilih sebagai anggota dewan.

Pewarta: Debby Hariyanti Mano
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014