Moskow (ANTARA News) - Seorang anggota senior parlemen Rusia Rabu mengisyaratkan bahwa Moskow telah mengirim pasukan ke wilayah Krimea, Ukraina, untuk melindungi "agresi bersenjata" oleh pasukan Ukraina selama referendum mengenai apakah Krimea harus memisahkan diri dan bergabung dengan Rusia.

"Ada beberapa unit militer di sana yang menduduki posisi-posisi dalam kasus agresi bersenjata, ekspansi bersenjata dari Kiev.

"... Ini bukan operasi militer besar-besaran," kata anggota parlemen pro-Kremlin Leonid Slutsky kepada radio Ekho Moskvy.

Presiden Rusia Vladimir Putin dan para pejabat Rusia lainnya mengatakan bahwa orang-orang bersenjata telah menguasai fasilitas-fasilitas kendali melalui pasukan-pasukan "bela diri" setempat.

Sementara itu di Washington Kongres Amerika Serikat Selasa meminta Rusia segera menarik diri dari Ukraina dan mendesak Presiden AS Barack Obama untuk menjatuhkan hukuman sanksi ekonomi terhadap Moskow.

Senat menyatakan dukungannya untuk Ukraina dengan meloloskan resolusi bernada keras, menggunakan bahasa keras terhadap Rusia dan mendesak menangguhkan negara itu dari kekuatan dunia, Kelompok 8 (G8).

Resolusi tidak mengikat, disetujui dengan kesepakatan bulat, menyerukan sanksi-sanksi ekonomi yang ditargetkan untuk "memaksa Presiden Vladimir Putin menarik angkatan bersenjatanya dari wilayah Ukraina dan mengembalikan wilayah itu kepada kedaulatan Ukraina sepenuhnya."

Langkah itu juga meminta badan sepak bola dunia FIFA untuk mempertimbangkan kembali keputusannya untuk menggelar Piala Dunia 2018 di Rusia.

Dewan Perwakilan Rakyat juga mengesahkan resolusi untuk mengutuk apa yang Ketua DPR John Boehner sebut: "tindakan bermusuhan agresi Rusia."

"Vladimir Putin telah membuktikan dirinya dengan melakukan ancaman dan ancaman terhadap stabilitas di wilayah ini, dan dia harus bertanggung jawab," kata Boehner, demikian AFP.
(H-AK)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014