... takkan menghentikan setiap dugaan petunjuk yang ditemukan... "
Beijing (ANTARA News) - "China takkan menghentikan upayanya dalam mencari pesawat Malaysia Airlines yang membawa 154 warga negara China dan hilang selama ada secercah harapan", kata Perdana Menteri China, Li Keqiang, Kamis.

Li mengeluarkan pernyataan itu dalam taklimat tak lama setelah berakhirnya sidang tahunan dewan legislatif China.

"Kami takkan menghentikan setiap dugaan petunjuk yang ditemukan, kami juga akan meneliti secara seksama semua dugaan petunjuk yang diperlihatkan pada citra satelit," kata dia.

Ia mengatakan pemerintah China telah meminta semua pihak terkait dalam operasi besar pencarian internasional agar meningkatkan koordinasi guna menyelidiki penyebab dan menemukan pesawat yang hilang itu sesegera mungkin.

Pesawat Boeing B-777-200ER Malaysia Airlines yang membawa 227 penumpang dan 12 anggota awak hilang dari radar pada Sabtu (8/3), rute Kuala Lumpur-Beijing. Warga negara China yang paling banyak di dalam MH370 itu, yaitu 153 pemakai jasa penerbangan. 

Sampai hari keenam pencarian, 40 kapal perang dan 42 pesawat udara dari 12 negara bahu-membahu mencari MH370 itu. Sampai hari keenam itu, hasilnya: nihil.

Bermacam teori bermunculan sehubungan dengan hilangnya pesawat penumpang Malaysia Airlines tersebut, mulai dari yang masuk akal sampai tidak, di antaranya ditembak jet militer, diledakkan teroris sampai dibajak peri, kata kantor berita Inggris, Reuters.

Sementara itu keluarga penumpang yang cemas terus menunggu kabar mengenai 239 penumpang dan anggota awak pesawat itu.

Di media sosial Malaysia, banyak perbincangan merebak seputar singkatan kode penerbangan pesawat itu; ada pengguna internet menyatakan "MH berarti masih hilang".

Berita bahwa dua penumpang pesawat tersebut menggunakan paspor curian di Thailand juga memicu teori pembajakan baik di Malaysia maupun di China --negara asal sebanyak 154 penumpang pesawat itu-- walaupun polisi telah mengatakan mereka meragukan kaitan antara kedua orang tersebut dan hilangnya pesawat itu. 

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014